(IslamToday ID) – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman melontarkan sindiran untuk Komisi I DPR yang mengajukan pertanyaan tidak jelas saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Dudung mengatakan itu merespons isu dirinya tidak harmonis dengan Andika seperti disinggung dalam RDP di Komisi I DPR pada Senin (5/9/2022) lalu.
“Makanya saya kadang-kadang kalau kita rapat RDP itu biasanya topik sudah ditentukan yang akan dibahas, masalah anggaran, terkadang tidak fokus kepada pertanyaan atau bahasan itu, tanya yang enggak jelas saja gitu,” katanya di Mabesad, Jakarta, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (9/9/2022).
Dudung membantah kabar dirinya memiliki hubungan tidak harmonis dengan Andika. Ia menegaskan bahwa hubungannya baik-baik saja dengan Panglima TNI. Tidak seperti yang dibicarakan oleh Komisi I DPR saat rapat dengan Andika.
“Saya dengan Panglima TNI sampai sekarang masih baik-baik saja, tidak ada perbedaan apapun. Apapun perintah Panglima TNI saya jalankan,” katanya.
Ia menjelaskan ketidakhadirannya dalam rapat dengan Komisi I DPR karena menjalankan perintah Andika, yaitu mengecek kesiapan pasukan yang akan menjalankan tugas.
“Mengecek kesiapan Batalyon 143 yang akan berangkat ke daerah operasi. Saya sebagai pimpinan TNI Angkatan Darat, saya cek kesiapannya sampai dimana, karena nanti kekuatannya akan digunakan oleh Panglima TNI,” katanya.
“Karena beberapa kali ditunda-ditunda (pemberangkatannya) saya cek dulu kesiapannya, latihannya bagaimana, kesiapan materialnya bagaimana, itu semua kita persiapkan, itu lebih penting gitu loh kalau menurut saya,” tambahnya.
Dudung pun menegaskan bahwa internal TNI solid. Ia menyebut perbedaan pendapat di unsur pimpinan, termasuk dengan Panglima TNI adalah hal yang biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.
“Kalau terjadi ada friksi, terjadi perbedaan pendapat, saya rasa semua di lapangan sama. Pangdam dengan Kasdam juga pasti ada perbedaan pendapat, Kapolri dengan Wakapolri, KSAD dan Panglima ada perbedaan pendapat, itu biasa,” katanya.
“Tetapi ini jangan kemudian dibesar-besarkan,” imbuh Dudung.
Mantan Pangkostrad ini mengatakan pihaknya akan menghadapi bersama jika ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu soliditas TNI. “Saya perintahkan kepada seluruh jajaran, waspada. Pihak-pihak tertentu yang mencoba mengganggu soliditas TNI, jangan main-main, kita akan hadapi bersama,” katanya.
Sementara, anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon mengkritik balik pernyataan Dudung yang menyebut RDP di DPR kerap tidak fokus dan menanyakan hal-hal tak jelas. Effendi menilai pernyataan Dudung tak patut dilontarkan seorang prajurit militer.
Menurutnya, TNI seharusnya menjadi lembaga yang semakin matang dan memahami fungsi DPR. “Era ke sini harus semakin matang dong TNI. Harus patuh dan mengerti lembaga DPR itu apa. Enggak boleh begitu. Presiden aja enggak berani ngomong gitu,” kata Effendi.
Politikus PDIP itu menegaskan bahwa pertanyaannya terkait isu disharmoni hubungan Dudung dengan Panglima TNI tak memiliki pretensi pribadi. Ia menegaskan, kritik yang disampaikan dalam rapat Komisi I DPR dengan sejumlah elite TNI dan dihadiri langsung Andika itu murni soal substansi.
Effendi mengaku hanya mengingatkan bahwa hubungan disharmoni antar pimpinan di tubuh TNI mestinya tak boleh terjadi. Ia berharap isu ini dapat dijelaskan secara gamblang oleh Andika, Dudung, dan Menhan Prabowo Subianto kepada DPR.
“Saya objektif pada substansinya. Ini kan bukan persoalan antara saya dengan Pak Dudung atau Pak Andika. Enggak ada masalah di situ,” ucap Effendi.
“Sekarang tak boleh terjadi disharmoni. Toleransinya harus zero dong. Ini kan polarisasi berdampak. Kalau di atasnya disharmoni, di bawahnya ini kan semua orang tahu, terasa semua,” tambahnya. [wip]