ISLAMTODAY ID— Rencana pemerintah Indonesia untuk mengimpor minyak dan gas Rusia menuai tanda tanya. Kabar ini terungkap dalam wawancara Presiden Jokowi dengan Financial Times yang dikutip CNBC Indonesia pada Senin (12/9).
“Kami selalu memantau semua opsi. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja,” kata Jokowi.
Kemungkinan tersebut juga telah diungkapkan oleh Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyeva.
“Pertamina sedang dalam kontak dengan pihak Rusia,” ungkap Lyudmila dalam konferensi persnya pada Rabu (7/9) lalu.
Dalam Pusaran Perang Minyak Dunia
Indonesia berada di tengah-tengah perang harga minyak antara Amerika bersama dengan aliansi negara G-7 (Inggris, Italia, Prancis, Jepang, Kanada dan Jerman) dan Rusia.
Semenjak sanksi internasional dijatuhkan kepada Rusia akibat invasinya ke Ukraina, penjualan minyak negara tersebut mengalami gangguan. Dilarang berjualan di Eropa, Rusia mulai melirik pasa Asia.
Rusia terpaksa memberikan diskon khusus kepada mereka yang mau membeli minyaknya. Harga minyak Rusia telah anjlok dibawah standar yang ditentukan oleh organisasi negara pengekspor minyak dunia (OPEC).
Indonesia di tengah tekanan kebutuhan energi kemungkinan akan menyusul dua negara Asia lainnya, India dan China untuk membeli minyak ke Rusia. Meskipun keputusan ini menuai pro dan kontra.
Iming-iming harga minyak asal Rusia yang lebih murah 30% dari harga pasaran internasional kemungkinan adalah pertimbangan utama pemerintah. Terutama di tengah isu kenaikan BBM yang menimbulkan banyak sekali penolakan.
Masuk Pertimbangan
Kemungkinan tersebut telah disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno pada Sabtu (20/8) lalu. Pemerintah pada waktu itu tengah melakukan penghitungan.
“Barat ini kan, bagaimanapun juga, mereka kontrol teknologi payment. Setiap pengiriman dolar harus melewati New York. Kenapa kita takut, nggak ngambil minyak Rusia, karena kita takut swift-nya dimatikan. Swift dimatikan, kita nggak bisa kirim dolar,” ujar Sandi lewat unggahan instagramnya tersebut.
“Kata Rusia nggak usah takut, bayarnya pakai Rubel (mata uang Rusia-red) saja, convert Rupiah ke Rubel. Nah ini yang teman-teman di sektor keuangan lagi ngitung-ngitung,” jelasnya. (Kukuh Subekti)