ITD NEWS— Sudah sebelas hari rakyat dipaksa membeli BBM subsidi dengan harga yang naik drastis. Selama itu pula demo menolak kenaikan BBM hingga mimbar-mimbar diskusi menolak kenaikan BBM terus berlangsung.
Perlawanan terhadap kenaikan BBM masih terus berlangsung terutama di Jakarta. Bahkan demo mahasiswa di Kawasan Patung Kuda Jakarta pada Selasa (13/9) kemarin berlangsung hingga malam hari.
Sebelumnya pada Senin (12/9) Istana juga dikepung oleh demo dari kalangan buruh. Selain perwakilan para buruh pada hari itu juga berlangsung demo kenolakan BBM yang dilakukan oleh alinasi masyarakat yang tergabung dalam ‘Aksi Bela Rakyat 1209’.
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Study (IRESS), Marwan Batubara memberikan kritik pedas kepada pemerintah yang menaikkan BBM subsidi. Menggunakan narasi APBN jebol dinilainya adalah narasi bohong yang jahat dan dzalim.
“Ini rezim sangat jahat ya, dzalim, tega berbohong untuk merugikan negara dan rakyat tapi pada saat yang bersamaan mereka (dan oligarki) menikmati untung yang sangat besar,” kata Marwan Batubara dilansir dari channel youtube Refly Harun edisi 14 September 2022.
Sejumlah proyek-proyek yang didugamelibatkan kepentingan oligarki lebih diprioritaskan. Mulai dari rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pembangunan jalan tol dan bandara.
“Artinya kan itu proyek oligarki yang memang yang dikejar bukan kepentingan orang banyak atau untung di jangka panjang tapi di awal itu berapa rente yang oligarki, penguasa ini akan dapat?” ujar Marwan.
Marwan menceritakan tentang kesusahan hidup yang dihadapi rakyat hari ini. Kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat semakin diperparah dengan naiknya harga BBM subsidi.
“Jadi basic kebutuhan rakyat, mereka sedang banyak mengalami kesusahan, harga naik, hidup susah tapi malah ditambah kenaikan BBM,” ucapnya.
Dengan alasan APBN pula pemerintah dan DPR juga mewacanakan penghapusan listrik 450 VA. Tidak hanya itu pemerintah juga berencana akan mennghilangkan LPG 3 kg dengan menggantinya dengan kompor listrik. (Kukuh Subekti)