(IslamToday ID) – Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menilai Presiden Jokowi tak mungkin menjadi Ketua Umum PDIP menggantikan Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, orang yang menggulirkan wacana itu tidak mengerti Jokowi dan Megawati.
“Orang tak paham alam pikirannya Pak Jokowi, alam pikirannya Ibu Ketua Umum, dan kultur Jawa. Tidak mungkin Pak Jokowi, nggak mungkin lah,” kata Bambang Pacul dalam acara Adu Perspektif bertema ‘Gonjang-Ganjing Peringatan Gegara Pencapresan’, dikutip Kamis (3/11/2022).
Menurutnya, Jokowi dibesarkan oleh PDIP dan Megawati. Karena itu, lanjutnya, tak mungkin Jokowi mengkudeta Megawati dari posisi Ketum PDIP.
“Teori dari mana? Mana ada air susu dibalas dengan air tuba. Pak Jokowi itu dibesarkan oleh PDI Perjuangan, oleh Ibu Ketum. Putranya pun masuk PDI Perjuangan dan jadi walikota,” katanya.
“(Jokowi) Dikawal dari walikota, gubernur, presiden oleh PDIP atas keputusan Ibu Ketum. Kemudian akan mengambil alih Ibu Ketum? Itu enggak paham kultur. Pak Jokowi tahu balas budi,” imbuhnya.
Pakar komunikasi politik Effendi Gazali bertanya siapa yang menghembuskan wacana tersebut. Bambang Pacul menyebut orang yang menghembuskan itu punya kepentingan.
“Kayak gitu ditanggapi oleh kawan-kawan. Dianggap ada kudeta, ada tagar kudeta. Ini mohon izin lah, itu kan gini-gini aja (menggesek jempol di jari telunjuk yang dilipat),” kata Bambang Pacul.
Ia pun sepakat dengan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun bahwa ada upaya adu domba.
Sebelumnya, Koordinator Nasional Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia untuk Ganjar Pranowo (Kami-Ganjar) Joko Priyoski meminta maaf atas polemik usulan Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP tahun 2024.
Ia menjelaskan usulan itu sekadar harapannya terhadap dinamika politik Indonesia beberapa tahun ke depan. Namun, ia merasa banyak pihak salah paham mengenai usulan itu.
“Saya heran bahasa mendoakan itu kenapa jadi ramai, jadi bikin saya bingung apa yang salah dari sebuah doa dan malah dianggap adu domba atau relawan siluman?” kata Joko, Senin (31/10/2022).
“Jika kemudian mendoakan hal tersebut dianggap salah, saya minta maaf,” tambahnya.
Joko menyampaikan usulan itu bukan upaya mengintervensi PDIP. Menurutnya, gagasan itu hanya mendoakan hal terbaik bagi Jokowi setelah selesai tugas sebagai presiden.
Ia menambahkan usulan agar Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP hanya bentuk dukungan terhadap suksesi kepemimpinan nasional. Ia menilai jabatan itu bisa mempermudah Jokowi memastikan warisan pemerintahannya dijalankan oleh Ganjar pada 2024. [wip]