(IslamToday ID) – Dinas Pendidikan Kota Solo, Jawa Tengah meliburkan seluruh sekolah pada Jumat, 18 November mendatang bertepatan dengan hari pertama Muktamar ke-48 Muhammadiyah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo Dian Rinetta mengatakan lalu lintas dipastikan padat di hari tersebut, sehingga diputuskan untuk meliburkan sekolah. “Kalau dipaksakan masuk, kasihan yang antar jemput,” katanya dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (4/11/2022).
Selain itu, ada pula beberapa sekolah yang dipakai sebagai tempat menginap bagi para peserta Muktamar Muhammadiyah yang datang dari berbagai daerah.
Namun, Dian belum bisa memastikan berapa gedung sekolah yang dipakai. Ia mengatakan sampai saat ini masih berkoordinasi dengan panitia karena jumlahnya terus bertambah.
“Jumlahnya terus bertambah, karena dari panitia pesertanya bertambah juga. Yang jelas sekolah-sekolah di Jalan Adi Sucipto dan Jalan Slamet Riyadi bisa digunakan,” katanya.
Sementara itu, Panitia Penerima Muktamar ke-48 Muhammadiyah mengatakan 3 juta peserta bakal menghadiri acara yang digelar pada 18-20 November mendatang. Panitia menyiapkan tempat menginap untuk jutaan orang tersebut di masjid-masjid dan sekolah-sekolah di Solo.
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sekaligus Ketua Panitia Penerima Muktamar ke-48 Muhammadiyah Sofyan Anif mengatakan pihaknya masih terus menyiapkan sarana akomodasi dan transportasi untuk jutaan orang tersebut. “Seperti yang sudah lama kita tahu, jumlah penggembira itu sekitar 2-3 juta,” katanya.
Menurutnya, jutaan orang yang akan hadir itu bakal datang tanpa diundang. Mereka hanya ingin memeriahkan Muktamar Muhammadiyah yang hanya digelar lima tahun sekali. “Penggembira itu uniknya, tidak diundang datang sendiri. Sehingga prediksi yang sekarang ada itu belum pasti juga,” katanya.
Panitia pun sudah berkoordinasi dengan Pemkot Solo untuk menyediakan akomodasi bagi mereka. Salah satunya dengan meliburkan sekolah-sekolah di Solo untuk tempat menginap jutaan kader Muhammadiyah yang datang dari berbagai daerah. “Kalau hotel sudah tidak mungkin, karena sudah penuh semua,” katanya.
Panitia juga sudah menawarkan tempat menginap di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Namun usulan tersebut ditolak karena letaknya yang cukup jauh. “Banyak yang menolak karena dianggap terlalu jauh dan bayar. Penggembira maunya tidak bayar,” katanya.
Panitia meminta agar sekolah-sekolah Muhammadiyah dan sekolah-sekolah negeri untuk bersedia menjadi tempat menginap bagi para penggembira.
Bahkan saat ini, kata Sofyan, panitia masih mencari sekolah-sekolah swasta yang bersedia untuk menerima para penggembira. “Nanti ada sekolah-sekolah, masjid-masjid dan ini melebar ke sekolah yang nonmuslim. Yang sudah menyatakan bersedia untuk ditempati adalah SMA Regina Pacis Ursulin di Manahan,” katanya. [wip]