(IslamToday ID) – Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti aksi mahasiswa di Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat (Sumbar) yang menolak Musyawarah Rakyat (Musra) VI yang diinisiasi para relawan pendukung Jokowi. Menurutnya, elektabilitas Jokowi sudah tidak diperlukan karena masa jabatannya hampir habis.
“Untuk apa terus menerus berupaya untuk membujuk rakyat, padahal elektabilitas Pak Jokowi sudah tidak diperlukan,” kata Rocky dikutip dari YouTube FNN, Selasa (8/11/2022).
“Dari awal ide Musra ini hanya untuk nyenangin hati Pak Jokowi, lalu direkrutlah relawan, bahkan banyak akademisi yang menjadi penasihat dari Musra ini,” lanjutnya.
Dikatakan Rocky, sebenarnya terdapat paket lengkap yang dibayar mahal terkait Musra tersebut. “Musra sendiri gak paham itu untuk apa, demi untuk memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi atau menandingi musyawarah MPR, jadi gak jelas demi apa,” ujarnya.
Akan tetapi, menurut Rocky, yang jelas adalah untuk mengelu-elukan Ganjar Pranowo.
Kembali adanya penolakan Musra, kata Rocky, terdapat kelegaan dari mahasiswa dengan mengatakan untuk menghentikan karena ada penolakan. Menurutnya, di situasi saat ini sebenarnya publik sudah tidak peduli lagi dengan Musra, sebab yang bersaing adalah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
“Anies Baswedan sudah lari lebih cepat daripada Musyawarah Rakyat atau Musra,” pungkas Rocky.
Seperti diberitakan, belasan mahasiswa UNP yang mengatasnamakan BEM-KM menggelar aksi di depan lokasi acara Musra. Mereka membawa sejumlah spanduk penolakan Musra, antara lain bertuliskan ‘#Stop Politisasi Kampus’, ‘Auditorium Bukan Tempat Kampanye’, dan ‘UNP Bersih Dari Politik Praktis’.
“Kami menolak keras kegiatan-kegiatan kampanye di kampus,” kata Irwandi, Presiden Mahasiswa UNP dalam orasinya, Ahad (6/11/2022).
Sejumlah orang dengan tanda pengenal sebagai panitia Musra berusaha menjelaskan bahwa kegiatan Musra sudah melewati prosedur, namun para mahasiswa tetap bergeming dan melanjutkan orasi.
Puas berorasi di luar, mereka kemudian diperkenankan untuk masuk ruangan dan melihat langsung jalannya kegiatan. Saat itu, sedang berlangsung acara pembukaan. Tak lama setelah kegiatan pembukaan selesai, mahasiswa bersama-sama kembali meninggalkan ruangan.
“Niat kami bukan untuk membuat rusuh, tapi kami ingin menegaskan bahwa tidak boleh ada agenda politik di kampus. Kami menolak penyalahgunaan fasilitas kampus untuk kegiatan-kegiatan politik. Kami juga menuntut rektor UNP untuk lebih selektif dalam pengelolaan fasilitas kampus,” tegas Irwandi sebelum meninggalkan ruangan.
Musra VI dibuka oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, dihadiri Sekjen Projo Handoko dan anggota DPR RI asal Sumbar Andre Rosiade. Musra sendiri digelar oleh 18 organisasi relawan Jokowi yakni Projo, Relawan Buruh Sahabat Jokowi, Bara JP, Seknas Jokowi, RKIH, RPJB, Kornas Jokowi, Sekber Jokowi, GK, Almisbhat, Duta Jokowi, Indeks, KIB, GAPURA, Sedulur Jokowi, Duta Jokowi, JAMAN, dan Maluku Satu Hati. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari calon pemimpin Indonesia ke depan guna melanjutkan agenda kerakyatan sesuai yang telah dilakukan Jokowi selama ini. [wip]