(IslamToday ID) – Greenpeace Indonesia menyatakan proyek lumbung pangan atau food estate Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berpotensi bakal menggunduli 3 juta hektare hutan. Menurut Greenpeace, pemerintah telah mengeksploitasi hutan dan lahan gambut yang sangat luas lewat proyek tersebut.
“Di seluruh wilayah yang direncanakan untuk food estate, diperkirakan sekitar 3 juta hektare hutan berpotensi hilang jika proyek ini dilanjutkan,” dikutip dari keterangan tertulis di situs resmi Greenpeace Indonesia, Kamis (10/11/2022).
Juru Kampanye Hutan Senior Greenpeace Indonesia Syahrul Fitra mengatakan, proyek ini mengancam wilayah adat dan keanekaragaman hayati penting di Indonesia. Ia mencontohkan food estate Gunung Mas di Kalimantan Tengah. Pemerintah mengkonversi area pertanian di daerah itu menjadi lahan menanam singkong.
“Sistem monokultur ini tak hanya gagal menghasilkan singkong yang dijanjikan, tetapi juga meminggirkan kearifan dan pengetahuan masyarakat lokal,” ujar Syahrul dikutip dari CNN Indonesia.
Direktur Save Our Borneo Muhammad Habibi mengatakan food estate di Gunung Mas menghilangkan kearifan lokal. Ia berkata masyarakat lokal ribuan tahun untuk memproduksi dan mengumpulkan makanan secara berkelanjutan.
Habibi mengatakan proyek food estate juga mengancam kelestarian satwa di sekitar hutan. Ia menyebut food estate Gunung Mas bisa berdampak pada keberadaan orangutan.
“Ini juga merupakan penyimpan keanekaragaman hayati yang tak tergantikan, termasuk habitat orangutan Kalimantan. Sekarang Kementerian Pertahanan telah menerobos masuk dengan tentara, dan membuka hutan untuk program food estate monokultur yang membawa bencana,” ujarnya.
Belum ada tanggapan dari Kemenhan tentang pernyataan Greenpeace tentang potensi penggundulan hutan. Namun, sebelumnya, pemerintah menyatakan akan menggalakkan program food estate dengan alasan ketahanan pangan nasional. Kebijakan itu masuk ke dalam daftar proyek strategis nasional (PSN).
Pemerintah sebelumnya menganggarkan Rp 1,595 triliun untuk mendanai food estate pada 2021-2023. Menteri Pertahanan Prabowo Subinto menyebut proyek ini berkaitan dengan pertahanan.
“Ada sinyalemen bahwa presiden ingin mengembangkan pertahanan yang kuat berdimensi holistik melalui penguatan pertahanan militer dan nonmiliter sekaligus,” kata Prabowo pada Dies Natalis Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada pertengahan Oktober 2020.
Di sisi lain, Presiden Jokowi pun mengapresiasi Kementerian Pertanian dalam pengembangan kawasan food estate di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia berharap proyek di Belu dapat dioptimalkan untuk mendongkrak kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat. [wip]