(IslamToday ID) – Pakar hukum tata negara Refly Harun mengungkap kenyataan yang bisa saja dialami oleh putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming untuk maju sebagai calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta 2024 mendatang.
Refly menjelaskan, kalau saat ini bisa saja Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadikan sosok yang sedang menjadi Walikota Solo tersebut sebagai bargaining chip atau alat barter. Apa maksudnya?
“Ini dikaitkan dengan pencalonan presiden. Keduanya sedang ‘memajukan bidak catur’ untuk menjadi presiden. Jokowi memajukan siapa, Megawati pun memajukan siapa,” terang Refly dikutip dari YouTube Refly Harun Channel, Selasa (24/1/2023).
Jokowi dan Megawati memiliki kriteria masing-masing terkait Capres. Lalu kedua Capres nanti akan dicocokkan sesuai kriteria yang diinginkan. Refly mengatakan kalau Gibran bisa jadi masuk ke dalam kriteria tersebut.
“Skemanya bisa bermacam-macam. Bisa saja Gibran dicalonkan sebagai gubernur, entah itu Gubernur DKI atau Jawa Tengah, lalu Puan Maharani akan menjadi Ketua Umum PDIP tanpa gangguan, ditambah dukungan Megawati terhadap Ganjar Pranowo, semua ini bergantung,” ucap Refly.
Ia menyebut kalau adanya keinginan untuk mempertahankan kekuasaan dan membentuk dinasti keluarga dalam politik akan membuat sebuah keluarga tidak bisa berjalan sesuai alamiah.
Untuk itulah dirinya menyebut kalau kepemimpinan Gibran sebagai Walikota Solo tidak berjalan dengan alami. Justru, dirinya “dikatrol” dan menjadi salah satu alasan kemenangannya dalam Pilwalkot tersebut.
“Tanpa meremehkan lawannya, bagaimana mungkin putra presiden melawan penjahit dan wakil ketua RW? Pasti menjadi tidak seimbang sehingga kemenangan kemarin selisih angkanya mencapai 80 persen dibanding 20 persen,” pungkas Refly. [wip]