(IslamToday ID) – Pengamat politik Rocky Gerung menilai dinamika politik akhir-akhir ini sengaja diarahkan untuk penundaan pemilu. Ia mengkritik suasana politik beberapa waktu terakhir yang disebutnya cair namun diartikan tidak ada arah.
“Kita lihat kasak-kusuk di bawah, dan semua aparat kekuasaan dimobilisasi untuk penundaan itu (pemilu), itu bahaya,” kata Rocky dikutip dari Republika, Kamis (16/2/2023).
Ia menilai, kondisi sebenarnya berbahaya kalau kekuasaan tidak percaya kepada dirinya sendiri karena malah bisa dimanfaatkan. Seperti kesederhanaan rakyat atau pengetahuan rakyat yang terbatas tentang politik bisa dimanfaatkan.
Rocky turut mengaitkan mobilisasi yang dimaksud untuk penundaan pemilu itu dengan perpanjangan jabatan yang digaungkan kepala-kepala daerah beberapa waktu terakhir. Bahkan, mendapatkan dukungan dari salah satu partai di DPR RI. “Bukan termasuk, justru itu (mobilisasinya),” ujarnya.
Oleh karena itu, Rocky menekankan akan memberikan dukungan kepada partai-partai manapun yang ingin membawa perubahan terhadap bangsa Indonesia. Rocky menegaskan, perubahan itu bukan cuma dari sosok Presiden Jokowi, tapi perubahan dari rezim.
Terkait sistem pemilu proporsional tertutup atau terbuka, ia mengaku sudah mendengar info-info yang menyatakan hasilnya akan tertutup. Rocky merasa di Indonesia proporsional tertutup bisa bagus kalau sistem politiknya terbuka. “Tapi, kalau sistem politiknya tertutup, di partai tertutup, pemilunya tertutup akan semakin buruk,” katanya.
Hal itu disampaikan Rocky usai menjadi salah satu panelis dalam diskusi panel yang digelar dalam Rakernas I Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Rocky mengisi diskusi panel bersama pengamat politik lain, Chusnul Mariyah. [wip]