(IslamToday ID) – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sri Mulyani alias Ani menyatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus Rp 90,8 triliun atau 0,43% dari Produk Domestik Bruto (PDB) per 31 Januari 2023. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya terjadi pertumbuhan 207,1%.
Di lain sisi, Sri Mulyani menarik utang baru Rp95,6 triliun. Realisasi itu setara dengan 13,7% dari target Rp 696,4 triliun di 2023.
“Pembiayaan utang Januari 2023, kami sudah merealisasikan Rp95,6 triliun terdiri dari surat berharga negara (SBN) secara neto sudah kami issues Rp99,4 triliun sedangkan pinjaman dilakukan pembayaran Rp3,7 triliun. Sehingga secara keseluruhan pembiayaan utang kita Rp95,6 triliun atau 13,7 persen dari target,” kata Ani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (22/2/2023).
Pembiayaan utang melalui SBN dan pinjaman pada Januari 2023 disebut tetap on track sesuai strategi pembiayaan pada 2023. Timing pembiayaan utang mempertimbangkan kondisi pasar yang kondusif dan memperhatikan posisi kas pemerintah.
Di awal 2023, pemerintah untuk pertama kalinya menerbitkan SBN ritel (SBR012) sebesar Rp 22,2 triliun dalam dua tenor yaitu 2 tahun dan 4 tahun. Penerbitan itu mencatatkan jumlah investor terbesar yakni mencapai 62.375 investor dan tingkat keritelan tertinggi sepanjang penerbitan SBN ritel online.
“Ini bagus karena kita akan terus meningkatkan literasi keuangan. Masyarakat kalau ingin berinvestasi, membeli SBN adalah yang paling aman dan reliable. Ini juga akan sehat bagi APBN dan aman bagi masyarakat,” tuturnya.
Selain itu, pada Januari 2023 pemerintah juga telah menerbitkan SBN valas sebesar Rp 46,8 triliun atau setara dengan US$ 3 miliar.
“Pada saat opportunity-nya muncul kita melakukan issuance dan ini adalah salah satu timing terbaik yang kita bisa gunakan atau manfaatkan,” ucapnya.
Sementara itu, Ani merinci pendapatan negara pada Januari 2023 mencapai Rp232,2 triliun. Pendapatan itu ditopang penerimaan pajak Rp162,2 triliun, penerimaan bea cukai Rp24,1 triliun, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp45,9 triliun.
Pendapatan negara tersebut sudah mencapai 9,4 persen dari target APBN 2023 dan tumbuh 48,1 persen (year on year/yoy).
Sementara itu, belanja negara menyedot APBN 2023 sebesar Rp141,4 triliun pada awal tahun ini alias naik 11,2 persen yoy. Rinciannya, belanja pemerintah pusat Rp83,2 triliun dan transfer ke daerah (TKD) Rp58,2 triliun.
Sedangkan keseimbangan primer positif di angka Rp113,9 triliun atau melonjak lebih dua kali lipat dibandingkan 2022 sebesar Rp50,1 triliun.
“Total keseimbangan APBN adalah positif artinya surplus Rp90,8 triliun. Januari 2022 juga surplus Rp29,6 triliun. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, ini naiknya lebih dari tiga kali lipat. Ini surplus APBN yang sangat tinggi,” tegas Sri Mulyani.