ITD NEWS (JAKARTA)— Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 1998-2000 dan Rais Aam PBNU 1991-1992 KH Ali Yafie meninggal dunia, Sabtu (25/2) malam. Ada sebuah ungkapan bahwa seorang tokoh lahir pada zamannya, pada zamannya lahir seorang tokoh.
Sosok ulama yang berasal dari Indonesia Timur ini memiliki jejak pengabdian yang tak terhingga kepada umat. Ia tidak hanya mampu mengurai persoalan lingkungan dari kacamata ilmu fiqih namun juga mampu mengurai persoalan politik.
“Tokoh Ali Ya’fie pada zamannya telah memberikan kontribusi pemikiran terkait fiqih lingkungan dan nasehat yang tepat dikala itu kepada kepala negara. Cerita Malik Fadjar Saat Soeharto merapuh di ujung Orde Baru dengan tegas, santun penuh hikmah Ali Ya’fie menyarahkan agar Soeharto mundur sebagai Presiden RI,” kata Buya Amirsyah dalam keterangan persnya kepada ITD NEWS pada Senin (27 Februari 2023).
Tokoh NU
Buya Amirsyah menuturkan sosok mendiang Kyai Haji Ali Yafie memiliki dua hal yang sangat menonjol. Pertama, ia dilahirkan di tahun istimewa karena pada tahun itu pula Nahdlatul Ulama (NU) didirikan.
“Ali Yafie dilahirkan di Donggala, Sulawesi Tengah pada 1 September 1926 atau 23 Safar 1345. Ketika Ali Yafie dilahirkan, muktamar NU pertama diselenggarakan. Di tahun (1926) ini pula, lahir seseorang yang kelak menjadi Rais ‘Aam NU yang saat meninggal kedudukannya digantikan Ali Yafie, yaitu K.H. Achmad Shiddiq (1926-1991),” tutur Buya Amirsyah.
Tahun 1926 pun menjadi bagian penting dan tahun istimewa bagi warga Nahdiyin. Menurut, Karel A. Steenbrink, seorang indonesianis senior asal Belanda, ketika Kyai Haji Ali Yafie dilahirkan banyak terjadi peristiwa penting di Hindia Belanda.
Tokoh MUI
Kyai Haji Ali Nafie merupakan salah satu ulama penting dalam sejarah Ketua Umum MUI. Ia sosok ulama yang teguh pendirian untuk senantiasa istiqomah memandu umat dan bangsa dan menghadapi setiap ujian dan tantangan.
“Dengan wafatnya Ali Yafie meninggal dunia hitungan tahun Hizriyah usia 99 tahun usia yang langka bagi kehidupan kita saat ini. Beliau adalah tokoh senior di Nahdlatul Ulama sejak beliau menjadi Rais Aam kemudian Rais Aam diteruskan oleh Kiai Sahal Mahfudz. Kedua tokoh yang sangat fakih sudah kembali kehadirat Allah semoga husnul khotimah,” ujar Buya Amirsyah.
Fiqih Lingkungan
Kyai Haji Ali Ya’fie menggagas fiqih lingkungan, menurutnya Jika selama ini ada lima komponen hidup yang harus dipelihara oleh seluruh manusia yakni; pertama, hifdzul nafs (menjaga jiwa); kedua, hifdzul aql (menjaga akal); ketiga, hifdzul maal (menjaga harta); keempat, hifdzul nasl (menjaga keturunan); kelima, hifdzud diin (menjaga agama).
“Kata beliau bahwa termasuk sekarang ini menjadi masalah besar dan harus diberi tempat perkembangannya yaitu kerusakan lingkungan hidup. Jadi kalau kita dalam kaidah sekarang ini patut kita masukkan ke dasar agama adalah hifdzul bi-ah (memelihara lingkungan hidup) dengan tegas pentingnya fiqih lingkungan,” ujar Buya Amirsyah.
Hal ini sangat relevan dangan terjadinya pemanasan global yang mengancam jiwa dan ke selamat umat manusia di dunia. Buya Amirsyah menyerukan, “Mari kita lestarikan lingkungan demi anak cucu kita,” pungkasnya. (Kukuh)