(IslamToday ID) – Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah bukak-bukakan soal permainan orang-orang pajak yang subur makmur di Indonesia. Menurutnya, suburnya korupsi di Ditjen Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak lepas dari sistem perpajakan di Indonesia yang buruk.
Nyatanya, Indonesia saat ini tidak pernah belajar untuk memperbaiki sistem perpajakan yang mudah dipermainkan oleh pengumpul pajak. Hal itu disampaikan Fahri di akun Twitternya pada Senin (13/3/2023).
Menurut Fahri, gaji pegawai pajak yang besar bukanlah solusi dari menutup ruang korupsi di Ditjen Pajak. Adapun nyatanya saat ini tunjangan pegawai pajak mencapai Rp 80 juta. Namun, di tengah gaji yang besar itu masih saja ada korupsi di perpajakan.
Mantan Wakil Ketua DPR itu pun mengungkapkan bahwa sistem monopoli di perpajakan Indonesia membuat para pegawai pajak mudah korupsi.
“Apa sebenarnya yang membuat mereka bisa bermain? Tentu karena sistemnya memberi ruang bagi permainan itu terjadi. Teorinya sederhana, monopoli plus diskresi minus accountiblity adalah korupsi. Ini rumus sederhana dari Jeremy Pope,” jelasnya dikutip dari Warta Kota.
Di Indonesia, kata Fahri, pegawai pajak menentukan nilai pajak sebuah perusahaan. Jika menolak maka silakan gugat, namun gugatannya kembali ke pegawai pajak itu sendiri.
Bukan hanya itu, sistem peradilan pajak juga dilakukan oleh pejabat negara di Ditjen Pajak itu sendiri. Sistem itulah, kata Fahri, yang membuat pegawai pajak bisa sewenang-wenang menekan pengusaha agar bisa bermain di belakang layar.
“Inilah peradilan yang salah, di mana penyelidik, penyidik, penuntut, dan hakim berada di tangan yang sama. Inilah absolut power itu. Dengan kekuasaan yang super power, manusia sebaik apapun akan berpotensi menyalahgunakan kekuasaan, meski saya tak menampik ada banyak aparat baik di sana,” tuturnya. [wip]