(Islam Today ID) – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengatakan Presiden Joko Widodo memberikan target persoalan stunting.
Perlu Di ketahui, Stunting merupakan kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan rata-rata anak seusianya. Kondisi ini terjadi akibat masalah gizi kronis atau kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama
Hasto menuturkan harapan kepala negara angka stunting bisa ditekan menjadi 14 persen di tahun 2024.
“Yang menjadi penentu target stunting ini bisa tercapai adalah generasi muda, kalau tidak putus sekolah, tidak hamil artinya jaraknya diatur dan mendorong kualitas,” tuturnya dalam kick off Semesta Mencegah Sunting #CukupDuaTelur di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (21/3/2023).
BKKBN, imbuh Hasto, saat ini tidak lagi bicara kuantitas tetapi kualitas anak yang lahir.
“Jarak kelahiran yang pendek bisa berisiko terhadap stunting hingga kematian bayi. Ini harus dijaga,” ungkapnya.
Hasto menilai orang tua zaman dulu memang melahirkan anak lebih dari dua dan jarak anak tidak terlalu jauh.
Hanya saja, dia berpandangan orang tua zaman dulu memberikan protein hewani sangat tinggi.
“Saya juga anak nomor delapan tetapi jaraknya lumayan diatur dan saya banyak makan protein hewani terutama belalang, laron,” kelakarnya.
Pihaknya berpesan kepada generasi muda untuk tidak kawin terlalu muda, tidak melahirkan anak terlalu banyak dan memberikan jarak anak secara ideal.
“Dengan begitu saya doakan adek-adek menjadi keluar yang sakinah mawadah warahmah, betul-betul memiliki kekuatan keluarga yang tinggi, toleransi tinggi serta mengamalkan nilai-nilai pancasila,” tuntas Hasto.
Sebelumnya, Menurut laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan, angka stunting anak balita nasional mencapai 24,4% pada 2021.
SSGI mencatat mayoritas kasus stunting di Indonesia ditemukan pada anak rentang usia 3-4 tahun (36-47 bulan) dengan persentase 6%.
Kemudian kasus stunting di kelompok usia 24-35 bulan mencapai 5,6%, usia 48-59 bulan 4,5%, dan 18-23 bulan 3,6%.
Anak usia 12-17 bulan yang mengalami stunting sebesar 2,3%, usia 6-11 bulan 1,6%, dan usia 0-5 bulan 0,7%.
Studi ini dilakukan terhadap 153.228 rumah tangga dengan anak balita di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota Indonesia pada 2021. Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah stratified two stage sampling.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah daerah harus memberikan intervensi pada masa kritis balita, demi mendukung target penurunan stunting nasional menjadi 14% pada 2024.
Adapun masa kritis yang dimaksud Jokowi adalah saat anak berumur kurang dari 24 bulan. Jokowi menyatakan, pada umur tersebut anak harus diberikan makanan alami untuk menghindari stunting.
“Jangan diberikan makanan yang namanya ultra process, seperti biskuit dan bubur instan. Hati-hati, ini banyak dilakukan ibu, ini keliru,” ujar Jokowi , Selasa (17/1/2023).[MU]