(IslamToday ID) – Bulan suci Ramadan bakal segera tiba. Di Indonesia, penetapan hari pertama Ramadan sendiri dilakukan melalui sidang isbat.
Apa itu sidang isbat? Sejak kapan pemerintah di Indonesia menggelar sidang isbat untuk menetapkan hari pertama bulan Ramadan?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Isbat memiliki arti penentuan dan penetapan. Dimana berarti, sidang isbat adalah proses untuk menentukan atau menetapkan awal bulan dalam kalender Hijriyah.
Adapun di Indonesia sendiri penentuan awal Ramadan sering kali berbeda hari, walau ada tahun dimana hari pertama puasa berbarengan.
Sejarah Sidang Isbat di Indonesia
Mengutip dari Merdeka, Rabu (22/3/2023), sidang isbat pertama kali dilaksanakan sekitar tahun 1950-an dengan berdasarkan dalil-dalil serta fatwa ulama waktu itu.
“Fatwa ulama menyatakan pemerintah boleh menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah. Itu dimulai dari tahun 1950-an,” kata mantan Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) Muhyiddin Yassin.
Dijelaskan, sidang isbat dilaksanakan dengan penuh keterbatasan. Sejalannya waktu, pemerintah mulai melakukan penyempurnaan dalam pelaksanaan dan membentuk badan khusus di bawah Kemenag dengan tugas melaksanakan sidang isbat.
“Tahun 1972 dibentuk semacam badan yang akhirnya bernama Badan Hisab Rukyat (BHR), dimana di dalamnya ada para ahli, ulama, dan ahli astronomi, yang tugas intinya memberikan informasi, memberikan data kepada Menteri Agama tentang awal bulan Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah,” katanya dikutip dari Liputan 6.
Dalam pelaksanaan, sidang isbat bersifat musyawarah. Dimana penetapan hasil dalam sidang ini merupakan kesepakatan antara masing-masing ormas Islam diwakili oleh utusannya.
“Pemerintah hanya memfasilitasi, mengumpulkan para tokoh, para ulama untuk membicarakan kapan awal bulan itu ditetapkan. Hanya nanti setelah diambil satu kesepakatan dari sidang ini, barulah menteri akan mengumumkannya,” ujar Muhyiddin.
Meski begitu, hasil sidang isbat tidak sepenuhnya mengikat. Semuanya diserahkan kepada keyakinan masyarakat. “Mungkin hasil musyawarah dengan penerapan pada masyarakat berbeda itu memang ada. Pemerintah hanya mengajak untuk mengawali dan mengakhiri bulan Ramadan secara bersama-sama,” kata Muhyiddin.
Adapun untuk sidang isbat sendiri dilakukan oleh pemerintah melalui Kemenag yang dihadiri oleh sejumlah pihak terkait.
Diketahui, rangkaian acara sidang isbat dibagi menjadi tiga tahapan:
1. Seminar pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1444 H
Pemaparan ini berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomi, dan dilakukan oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB dan terbuka untuk umum.
2. Pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1444 H
“Sesi ini akan dilaksanakan secara luring setelah salat Magrib dan tertutup untuk umum,” ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib.
Selain data hisab, sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal yang akan dilaksanakan pada 124 lokasi di seluruh Indonesia.
3. Telekonferensi Pers Hasil Sidang Isbat
Setelah melalui dua tahapan sebelumnya, maka Kemenag akan mengumumkan hasil kapan hari pertama bulan Ramadan melalui berbagai media massa.
Lantas kapan awal Ramadan 1444 H? Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan masih menunggu hasil rukyatul (pemantauan) hilal. Diketahui, Kemenag telah menetapkan 124 lokasi titik rukyatul hilal di seluruh Indonesia. [wip]