(IslamToday ID) – Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat mengajak generasi muda dan masyarakat pada umumnya untuk mendahulukan berwisata di dalam negeri, daripada berkunjung jauh-jauh ke luar negeri.
Jumhur menilai, menikmati wisata di dalam negeri membawa segudang manfaat, karena beragamnya budaya dan keindahan alam Indonesia.
“Enggak keren ada orang mengaku cinta Indonesia dan teriak NKRI harga mati, tetapi ketika punya duit wisatanya ke luar negeri,” katanya dikutip dari JPNN, Sabtu (1/4/2023).
“Padahal, betapa banyaknya objek wisata dari Sabang hingga Merauke, dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote yang bisa dikunjungi oleh orang Indonesia,” lanjut Jumhur.
Ia menyatakan pandangannya saat menghadiri ulang tahun pertama Federasi Serikat Pekerja Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (FSP Parekraf) KSPSI di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
Jumhur saat ini juga menjabat sebagai Ketua Umum FSP Parakraf KSPSI. Menurutnya, kesadaran ber-Indonesia harus dimulai dengan mengenal Indonesia dari dekat.
Untuk mereka yang beruntung memiliki kelebihan dana sebaiknya memanfaatkan peluang tersebut, daripada menghabiskannya untuk berwisata ke luar negeri yang lambat laun juga bisa menggerus kecintaan terhadap Indonesia.
Jumhur prihatin karena ada sekitar 11 juta orang Indonesia yang berwisata ke luar negeri dan menghabiskan sekitar Rp 150 triliun.
“Mari mengkampanyekan tagline Indonesian Tourists for Indonesian Tourism First, karena bila wisata lokal berkembang maka juga akan menggairahkan pekerja pariwisata, termasuk gairah untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan pekerjanya,” kata Jumhur.
Peringatan setahun FSP Parekraf KSPSI mengangkat tema “Profesional, Melayani dan Sejahtera”. FSP Parekraf telah terbentuk di 18 daerah terutama yang memiliki objek wisata. Peringatan dilakukan secara hybrid melalui online dan juga pertemuan fisik.
Hadir antara lain para pengurus FSP Parekraf Raslina Rasyidin dan sesepuh aktivis Serikat Pekerja Pariwisata Theo R Tulung, Oris Lanamana, dan Djoko Susilo. Kemudian, juga hadir tokoh aktivis pekerja dari Bali Putu Gunanta dan Ayu Budiasih, serta dari NTB Yustinus Habur. [wip]