(Islam Today ID) – Koordinator Nasional (Kornas) Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad, menilai wajar jika jaringan Anas sampai saat ini masih mengakar di Partai Demokrat.
Dia menjelaskan, Anas berperan sangat besar dalam membangun struktural politik organisasi internal Demokrat.
“Tak hanya ketika jadi Ketua Umum, tapi sejak beliau diserahi tugas sebagai Ketua DPP Urusan Politik dan Organisasi. Wajar jika kemudian, jaringan dan kekuatan Mas Anas di dalam Partai Demokrat tetap mengakar,” kata dia dikutip dari IDNtimes.com , Jumat (7/4/2023).
Rahmad lantas memberikan contoh, upaya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjadi Ketua Umum Demokrat, kemudian memberantas loyalis Anas. Akibatnya, sikap SBY itu justru menghancurkan elektoral Demokrat di Pemilu 2019 lalu.
“SBY pernah dulu melakukan pembersihan terhadap loyalis Anas. Akibatnya, SBY dan Demokrat harus bayar mahal pada Pemilu 2019. Perolehan suara Demokrat saat pemilu anjlok seanjlok anjloknya, terendah sepanjang sejarah Demokrat berdiri,” tutur dia.
Oleh sebab itu, Rahmad mengimbau kepada Ketum Demokrat yang saat ini menjabat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) agar merangkul semua kalangan, termasuk loyalis Anas.
“Karena itu, AHY jangan ikut langkah SBY. Merangkul semua kekuatan justru lebih baik jika ingin Demokrat kembali besar. Bahaya atau tidak nya Anas bagi Demokrat, tergantung kepada AHY dalam mengelola Demokrat,” kata dia.
Sebelumnya, Pengamat Politik Khalid Akbar menilai loyalis pendukung Anas Urbaningrum masih banyak yang menjadi kader Partai Demokrat.
Sebagaimana diketahui, Anas pernah menjabat sebagai Ketua Umum Demokrat. Kemudian dia Anas juga merilakan terpidana kasus korupsi Wisma Atlet Hambalang yang akan bebas pada 10 April 2023 mendatang.
Direktur Politik Perundang-undangan 2Indos ini menuturkan, setelah Anas bebas dan mengungkap kasus yang menimpa dirinya, sejumlah kader Demokrat loyalis Anas akan menampakkan keberpihakannya.
“Orang-orang internal Demokrat yang segaris sama Anas Urbaningrum akan menampakkan keberpihakannya secara terang-terangan,” kata Khalid, Rabu (5/3/2023).
Oleh sebab itu, bukan tidak mungkin kader Demokrat yang saat ini mendukung kepemimpinan ketua umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan beralih ke Anas. Tentunya, perubahan arah politik akan mempengaruhi pencalonan bakal calon presiden (bacapres) dan bacawapres dari Koalisi Perubahan dan Perbaikan (KPP).
“Yang pura-pura mendukung AHY bisa berbalik arah tiba-tiba, pas Anas keluar. Makanya, ini akan berpengaruh juga ke pencalonan Presiden 2024 terutama KPP, yakni Nasdem, PKS, dan Demokrat,” tutur Khalid.[MU]