(IslamToday ID) – Klaim Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) bahwa masyarakat Tionghoa mendukung calon presiden (Capres) yang dijagokan Presiden Jokowi dibantah oleh Ketua Dewan Penasihat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Jusuf Hamka.
Sebagai orang Tionghoa, Jusuf mengatakan tidak pernah memberikan kuasa untuk mengatakan bahwa masyarakat Tionghoa diwakili oleh seseorang untuk mendukung Capres tertentu. Menurutnya, masyarakat Tionghoa tersebar di berbagai partai politik, sehingga tidak mungkin ingin diwakili oleh seseorang saja.
Jusuf juga mengaku telah berbicara via telepon dengan Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Wilianto Tanta guna mengklarifikasi klaim yang telah dilayangkan sebelumnya.
“Jusuf Hamka mewakili Ketua PSMTI Wilianto karena tidak berani untuk berbicara. Saya sudah telepon pada Selasa (16/5/2023) sore, kami bicara kurang lebih 15 menit 7 detik,” ungkap Jusuf dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (17/5/2023).
Lantas, ia menceritakan isi percakapannya dengan Wilianto. Kata Jusuf, Wilianto mengaku tak pernah memberikan kuasa kepada Hary Tanoe untuk mengeluarkan pernyataan atas nama PSMTI. Terlebih, organisasi tersebut merupakan organisasi sosial, bukan politik.
“Saya marahi ketua PSMTI ‘kamu jangan pakai-pakai nama warga Tionghoa’. Dia (Wilianto) minta-minta maaf, bukan dia, dan dia tidak juga pernah memberikan wewenang kepada Hary Tanoe untuk bicara atas nama PSMTI walaupun dia (Hary) penasihat,” katanya.
“Jadi, statement apapun harus dari ketua umum. Kedua, organisasi PSMTI bukan organisasi politik, ini organisasi sosial dan tidak dibenarkan untuk membicarakan politik atau cawe-cawe di politik,” tambah Jusuf.
Ia menekankan tetap menghormati Jokowi. Namun tidak benar bahwa masyarakat Tionghoa akan mengikuti pilihan Jokowi di Pilpres 2024.
“Pak Jokowi orang baik. Tapi bukan berarti pilihan Pak Jokowi harus diikuti oleh masyarakat Tionghoa, ini salah kaprah kalau begini dan menjerumuskan orang-orang Tionghoa yang tidak tahu apa-apa, yang cuma diklaim seolah-olah Hary Tanoe mewakili orang-orang Tionghoa,” jelas Jusuf.
“Pernyataan yang telah disampaikan Hary Tanoe itu ngawur dan membuat resah masyarakat Tionghoa,” tambahnya.
Lebih lanjut, Jusuf meminta agar politikus-politikus Tionghoa untuk tidak mengklaim ataupun menyeret masyarakat Tionghoa dalam kegiatan berpolitik jelang Pilpres 2024. “Politik merupakan hak individu masing-masing. Berpolitik dengan elegan dan santun tanpa mengklaim,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pembina PSMTI Hary Tanoesoedibjo mengatakan masyarakat Tionghoa akan mendukung Capres jagoan Jokowi. Menurut Hary Tanoe, masyarakat Tionghoa selama ini mendukung semua kebijakan Jokowi. Selain itu, mereka juga akan mendukung keputusan Jokowi tentang Capres di Pilpres 2024.
“PSMTI juga menegaskan ingin sekali siapapun nanti yang didukung oleh Pak Jokowi tentunya akan didukung juga oleh PMSTI,” kata Hary Tanoe usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/5/2023).
Pemilik media MNC Group itu menjelaskan PSMTI ingin ada keberlanjutan pembangunan setelah era Jokowi. Mereka ingin presiden berikutnya meneruskan pembangunan di bidang ekonomi dan politik.
Hary Tanoe tak menyebut nama ataupun kriteria Capres pilihan masyarakat Tionghoa. Ia berkata pilihan masyarakat Tionghoa bakal sesuai preferensi Jokowi. “Secara implisit memang seperti itu, apa yang didukung beliau pasti didukung PSMTI,” pungkas Hary Tanoe. [wip]