(Islam Today ID) – Anies Baswedan kembali menjadi bulan-bulanan setelah ketahuan salah menafsirkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang memuat informasi tentang pembangunan jalan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pernyataan Anies yang kontroversial itu diucapkannya melalui pidato dalam acara Milad Partai Keadilan Sejahtera (PKS), salah satu partai pengusungnya.
“Bila dibandingkan dengan jalan nasional, di pemerintahan ini (Jokowi) dibangun jalan nasional sepanjang 590 km. Di era sepuluh tahun sebelumnya (SBY), 11.800 km alias dua puluh kali lipat. Kita belum bicara mutu, kita belum bicara standar, dan lain-lain,” jelas Anies dikutip dari wartaekonomi.
Setelah diusut, data BPS yang dijadikan acuan oleh Anies ternyata bukan membicarakan soal jumlah jalan yang dibangun melainkan berapa banyak jalan yang dialihkan. BPS sebetulnya hanya menampilkan data berdasarkan status jalan, bukan pembangunan jalan baru.
Menanggapi hal tersebut, salah satu simpatisan Ganjar Pranowo, Guntur Romli, angkat suara. Ia mengatakan, setelah mengetahui kesalahan yang ia lakukan, bukannya meminta maaf atau melakukan klarifikasi, tim Anies malah menyalahkan pemberitaan di media daring.
“Tim pemenangan Anies yang bernama Henry Satrio tidak menampik bahwa data yang disampaikan Anies memang keliru. Namun, ia melemparkan kesalahan tersebut ke media online yang memuat data,” jelasnya dalam video YouTube di kanal Cokro TV, Jakarta, Sabtu, 27 Mei 2023.
Guntur menambahkan, Henry Satrio justru “menyuruh” Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengoreksi data yang ditampilkan oleh media daring yang dijadikan sumber. Sebab, Anies hanya membaca hasil karya jurnalistik penulis berita tersebut.
“Hal itu justru semakin membuktikan bahwa Anies tampak bodoh dan dungu, hanya percaya saja pada pemberitaan media online, tanpa mau melakukan check and recheck ke sumber aslinya,” ungkapnya.
“Ya memang, tujuannya Anies hanya mau menyerang pemerintahan Jokowi meski dengan data yang abal-abal,” tutupnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga mengatakan data jalan yang digunakan bakal calon presiden Anies Baswedan untuk membandingkan pembangunan jalan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) benar. Namun, Basuki menegaskan ada salah tafsir yang dilakukan oleh Anies dari data tersebut.
Basuki secara tegas menyebutkan ada kesalahan baca data yang dilakukan oleh pihak Anies Baswedan. Padahal dia menyebutkan data yang dipaparkan Anies sudah benar.
“Kelihatannya iya (salah baca data),” kata Basuki singkat sambil melangkah cepat menuju kendaraannya usai melakukan pelatihan PAKU Integritas di Kantor KPK, bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (25/5/2023).
“Kalau datanya bagus, datanya betul,” katanya lagi.
Basuki pun meminta agar masalah ini jangan dijadikan polemik lagi. Menurutnya pihak Ditjen Bina Marga sudah menjelaskan secara rinci soal permasalahan ini.
“Nggak usah berpolemik lah itu. Itu nanti Katadata akan perbaikin,” ujar Basuki.
Sebelumnya, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan ada kesalahpahaman dalam memahami data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kasus perbandingan jalan yang dilakukan Anies Baswedan.
“Yang disebut bahwa pembangunan jalan zaman SBY lebih panjang dari zaman Jokowi, itu bukan itu maksud dari BPS itu. Jadi salah interpretasi data BPS,” kata Hedy saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (24/5/2023).
Dia menjelaskan BPS menampilkan data berdasarkan status jalan, bukan pembangunan jalan baru. Misalnya jalan nasional yang bertambah ribuan kilometer berasal dari perubahan status jalan dari jalan provinsi.
“Jadi data BPS itu bercerita soal penambahan status, bukan pembangunan jalan. Jadi status kewenangan jalan nasionalnya bertambah sekian belas ribu kilometer itu, itu adalah perubahan status dari jalan provinsi ke jalan nasional. Bukan pembangunan jalan baru,” beber Hedy
“Saya punya jalan provinsi nih, jalannya udah ada, bukan dibangun. Nah di tahun 2000 sekian nanti ada SK (Surat Keputusan) baru, ini jalan provinsi berubah jadi jalan nasional,” tambahnya.
Diketahui, Anies Baswedan mulanya memaparkan pembangunan jalan tol di era Jokowi memang besar bahkan 63% jalan tol di Indonesia dibangun selama 2014 hingga sekarang. Totalnya ada sepanjang 1.569 kilometer, dari total 2.499 kilometer jalan tol yang ada di Indonesia.
Sementara itu jalan nasional yang berhasil dibangun Jokowi menurut data yang dia paparkan hanya sepanjang 19.000 kilometer. Anies membandingkan 10 tahun lalu, di zaman SBY menjabat Presiden, ada sekitar 144.000 kilometer atau 7,5 kali lipat dari jalan yang dibangun Jokowi.[MU]