(IslamToday ID) – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY meliris buku tentang dinamika politik nasional yang ditujukan kepada kader Demokrat. Buku itu berjudul ‘Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi’.
Buku SBY ini dicetak dengan sampul merah dan kelir hitam. Cover depan buku tersebut yakni tulisan “Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong”.
“Apa yang ingin saya ungkapkan dalam artikel ini sepenuhnya pandangan dan pendapat saya. Yang setuju dengan saya monggo, yang tidak setuju tentu saya hormati. Itulah indahnya konstitusi kita, UUD 1945, yang menjamin dan memproteksi kebebasan berbicara,” demikian tulis SBY di halaman pertama buku tersebut,” dikutip Senin (26/6/2023).
Di halam terakhir yakni halaman 23-24, SBY menuliskan kata-kata penutup.
“Apa yang saya sampaikan di artikel ini berangkat dari niat dan tujuan yang baik. Jika banyak yang mengait kepada Presiden kita, Pak Jokowi, ini semata-semata agar beliau tidak melakukan kesalahan yang serius. Ingat kata- kata orang bijak ‘The President Can Do No Wrong’. Artinya ‘Presiden tidak boleh berbuat salah’. Bukan diartikan ‘seorang presiden tidak boleh disalahkan, dia selalu benar’. Bukan begitu artinya,” tulis SBY.
“Bagi mereka yang membantu dan mengawal Pak Jokowi, bantu dan kawallah secara benar. Setelah tanggal 20 Oktober 2024 nanti Pak Jokowi akan mengakhiri dharma bhaktinya sebagai pemimpin bangsa. Beliau akan menjadi orang seperti saya. Beliau akan menjadi sahabat saya, sahabat kita semua. Tentu beliau ingin mengakhiri pengabdiannya dengan baik. Tak ada di dunia ini, Presiden yang tidak ingin mengakhiri pengabdiannya secara soft, happy landing, dan tentunya bukan hard landing, apalagi crash. Beliau juga ingin punya “legacy” dan diingat dengan baik oleh rakyat. Sejatinya kita semua harus “mengawal” dan “mengamankan” beliau agar mimpi-mimpi indah beliau dikabulkan oleh Allah SWT,” demikian kutipan di halaman terkahir buku SBY.
Adapun isi buku tersebut memuat pandangan SBY tentang berbagai isu soal sikap Presiden Joko Widodo jelang Pemilu 2024.
Ada lima poin yang menjadi sorotan SBY, pertama, pernyataan Jokowi bakal cawe-cawe urusan Pilpres 2024 untuk kepentingan bangsa.
Kedua, isu bahwa Jokowi menginginkan pilpres mendatang hanya diikuti oleh dua pasangan calon (paslon).
Tiga, anggapan Jokowi tak menyukai Anies Baswedan dan tak ingin mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi calon presiden (capres).
Empat, anggapan bahwa Jokowi memberikan endorsement atau dukungan pada sejumlah pihak untuk menjadi capres atau cawapres.
Lima, Jokowi dianggap bakal menjadi pihak yang menentukan siapa capres-cawapres yang harus diusung oleh berbagai partai politik (parpol).
“Tulisan Bapak SBY yang berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi ini disampaikan khusus pada jajaran kepemimpinan dan kader Partai Demokrat di seluruh Tanah Air,” isi buku tersebut di halaman belakang.(hzh)