(IslamToday ID) – Ahli hukum tata negara dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar menilai baju kampanye yang dikenakan bakal calon presiden (capres) PDIP, Ganjar Pranowo mirip pakaian tahanan Nazi.
Mulanya, Zainal mengungkap adanya pekerjaan seorang analis yang bekerja menganalisis kecenderungan orang-orang di Indonesia. Termasuk menganalisis warna hingga pakaian kesukaan.
“Kira-kira orang Indonesia paling senang kalau iklan itu ditampilkan warna apa? Kalau baju kira-kira baju apa?” kata Zainal dikutip dari Law-Justice, Selasa (8/8/2023).
Saat itu, ia langsung menyoroti baju kampanye hitam putih yang dikenalkan Ganjar ke relawannya saat menghadiri acara Silaturahmi 1 Muharam 1445 H di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 19 Juli 2023 lalu.
“Ini sekaligus mohon maaf ya, saya enggak tahu apakah Ganjar melakukan itu (analisis) ketika tampil kemarin (menggunakan baju kampanye hitam putih),” ucapnya.
Zainal menilai, motif garis hitam putih pada baju kampanye Ganjar itu sangat jelek. Ia secara terang-terangan juga tak tertarik membeli jika baju itu dipasarkan secara luas.
“Hitam putih tuh, saya enggak tahu ya, jelek banget, saya enggak tertarik beli sama sekali,” katanya.
Lain halnya dengan baju kampanye Presiden Jokowi saat bersanding dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada 2012 lalu.
Menurutnya, baju kampanye Jokowi-Ahok akan tetap menarik dibeli jika terlepas dari unsur politik sekalipun. Sementara baju kampanye Ganjar, menurut Zainal sama seperti pakaian yang dikenakan tahanan Nazi.
Ia menduga Ganjar tidak menggunakan konsultan lebih dulu sebelum memperkenalkan baju kampanye itu ke publik.
“Kalau Pak Jokowi, bagus tuh, kotak-kotak. Kalau bajunya Pak Jokowi saya tertarik beli, walaupun dilepaskan dari politiknya ya, kalau ada baju begitu dijual ada kemungkinan saya mau beli,” tuturnya.
“Tapi kalau baju hitam putih, kayak tahanan gitu loh, kayak tahanan Nazi. Saya agak jelek membayangkannya,” tandas Zainal.
Sebelumnya, bakal capres dari PDIP Ganjar Pranowo dan para pendukungnya mengenakan kemeja garis-garis berwarna hitam putih saat acara Relawan Ganjar Pranowo dalam acara Silaturahmi 1 Muharam 1445 H di Senayan, Jakarta, Rabu 19 Juli 2023.
Ganjar menyampaikan kemeja tersebut didesain oleh Jokowi yang juga merupakan kader PDIP. Baju itu dibuat untuk menjadi identitas kampanyenya di Pilpres 2024. “Pak Jokowi memberikan desain baju yang saya pakai ini,” ujar Ganjar.
Ia menceritakan bagaimana Jokowi menyerahkan ide rancangan baju tersebut. Hal itu, katanya, terjadi saat bertemu dengan Jokowi beberapa waktu lalu. Kala itu, Ganjar menyebut Jokowi menyerahkan sebuah kertas yang memuat desain kemeja garis-garis hitam putih.
“Sampai pada akhirnya beliau (Jokowi) menyampaikan selembar kertas kepada saya, ‘Pak Ganjar, mungkin ini bagus’,” kata Ganjar.
“Saya lihat, saya bolak, saya balik, dan yang bagus itu adalah baju yang saya pakai ini. Bahkan beliau pun sangat perhatian sampai detail baju sehingga merekomendasikan untuk saya pakai,” tambahnya.
Terkait dengan warna baju kampanyenya itu, Ganjar menyebut memberi penegasan soal kepastian. “Dia menekankan pentingnya identitas yang pasti, hitam atau putih. Kenapa hitam putih? Saya sampaikan bahwa saya bukan orang abu-abu. Ketika kita bersikap pada suatu keputusan yang sulit, Anda mau pilih yang mana? Hitam atau putih,” pungkas Ganjar. [wip]