(Islam Today ID) – Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin merespon pernyataan Zannuba Ariffah Chafsoh(Yenny Wahid) yang menyatakan siap maju sebagai calon wakil presiden.
Ia menilai hal tersebut sinyal yang bagus bagi semua calon presiden di setiap koalisi yang sementara ini menginginkan calonnya dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
“Ini sinyal yang bagus bagi tiga capres yang sudah memenuhi threshold atau tiket capres yakni pak Prabowo, pak Ganjar dan pak Anies. Ketiga capres ini merebut figur pendaping dari kalangan Nahdliyyin (NU),” kata Ujang, Sabtu (12/8/2023).
Direktur Indonesia Political Review (IPR) menjelaskan, saat ini banyak tokoh-tokoh NU yang potensial untuk maju sebagai calon wakil presiden. Namun sejauh ini baru Yenny yang berani secara terbuka mengatakan siap bila ada yang melamar.
“Tokoh NU ini kan banyak yang muncul di berbagi survei misal ada Khofifah, Kiai Said Aqil Siradj, Ketum PB NU Yahya Cholil Staquf dan lainnya. Namun baru mbak Yenny yang mengaku siap. Tentu ini bisa menjadi pertimbangan bagi capres yang ada,” katanya.
Ujang mengungkapkan tokoh NU selalu menjadi rebutan setiap Pilpres karena jumlah warganya yang mencapai puluhan juta di seluruh Indonesia. Dalam hal ini, Yenny Wahid sangat merepresentasikan NU karena dia merupakan keturunan dari KH. Hasyim Asy’ari sang pendiri NU.
“Mbak Yenny ini sangat mewakili kaum Nahdliyyin, meskipun saat ini tidak berada di struktural. Namun dia ini dianggap mewakili NU karena bapaknya mantan Ketum PBNU dan kakek buyutnya pendiri NU,” ungkapnya.
Sebelumnya, nama putri kedua Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, yakni Yenny Wahid muncul sebagai Bacawapres pada Pilpres 2024.
Kesiapan putri kedua Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, yakni Yenny Wahid untuk ikut terjun di Pilpres 2024.
Yenny Wahid, mengatakan, dirinya siap jika ditanya akan menjadi bakal calon wakil presiden. Namun, dia menegaskan tidak memiliki hasrat untuk mendapatkan jabatan tersebut.
“Saya siap jadi wapres, tapi saya tidak kepengin jadi wapres,” kata Yenny dalam acara Rosi di Kompas TV, dikutip pada Jumat (11/8/2023).
Yenny memberikan konteks, jika seorang prajurit ditanya apakah siap berperang demi bangsa dan negara maka setiap prajurit pasti menyatakan siap.
“Tapi kalau ditanya apakah kamu ingin dan mau berperang untuk kepentingan bangsa dan negara, pasti enggak mau, pasti enggak ingin,” ucap dia.
Menurut Yenny, jabatan politik menjadi wakil presiden itu berat. Sebab itu, dia tidak memiliki hasrat menduduki jabatan itu.
Akan tetapi, jika ditanya soal kesiapan menduduki jabatan itu, dia mengaku siap, terlebih untuk melanjutkan nilai-nilai politik keluarganya.
“Jadi saya siap, tapi enggak kepengin. Siap ketika ada momentum, ketika ada dinamika, saya tidak dalam posisi menawarkan diri menjadi cawapres siapa pun,” kata dia.
“Posisi saya adalah merespons lamaran-lamaran, narasi-narasi yang dibangun oleh beberapa partai,” Tutup Yenny.[mfh]