(IslamToday ID) – Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta menilai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang akan mendapat intervensi dari asing. Menurutnya, kondisi itu sama seperti yang terjadi di beberapa negara lain.
Namun demikian Anis menduga intervensinya tidak akan sekuat seperti tahun 1998 lampau.
“Ini ada obrolan, kalau ada capres sudah punya dukungan sendiri-sendiri yang berbeda-beda. Ada yang bilang Anies Baswedan didukung Amerika, Ganjar Pranowo didukung Tiongkok, dan Prabowo Subianto didukung Rusia. Tapi ini kan katanya,” kata Anis dikutip dari Law-Justice, Kamis (24/8/2023).
“Memang pemilu di suatu negara seperti pilkada global saja bagi kekuatan super power,” lanjutnya.
Anis mengatakan, pada Pilpres 2024 menjadi momentum yang berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya.
“Bertepatan dengan Pilpres 2024 di Indonesia pada 14 Februari, pada Januari nanti ada pemilu di Taiwan, Rusia di bulan Maret, dan Amerika pada bulan November. Jadi 2024 ini adalah momentum, pemilu kekuatan global, pertarungan global,” ungkapnya.
Menurutnya, tanda-tanda pertarungan kekuatan global dimulai pada pemilu Taiwan pada Januari 2024. Saat itu, Amerika Serikat (AS) dan China memiliki calon masing-masing sehingga pembelahannya sangat tajam, karena ancamannya perang atau damai.
Anis juga menyebut AS dan China sama-sama memiliki kepentingan masing-masing di Indonesia. Sehingga Indonesia akan tetap diposisikan sebagai negara netral dengan demokrasi yang tidak terlalu kuat.
Ia kemudian mengkhawatirkan ada kekuatan di dalam negeri yang meminta bantuan asing agar memenangi Pilpres 2024. Jadi asing secara langsung yang melakukan intervensi, tetapi didahului oleh adanya permintaan di dalam negeri.
“Yang saya khawatirkan itu sebenarnya adalah bahwa kekuatan-kekuatan yang ada di sini justru yang memancing orang lain untuk datang sebagai alat pertolongan. Jadi agresifnya bukan dari luar, tapi karena ada minta tolong seperti saat Donald Trump terpilih,” ujarnya.
Anis lantas berharap agar para capres yang menjadi kontestan dalam Pilpres 2024 merdeka secara politik, geopolitik, teknologi, dan merdeka secara ideologi.
“Juga jangan biarkan orang lain menjadikan negara kita ini sebagai medan tempur mereka. Bung Karno mengajarkan kepada kita tidak boleh memberikan ruang kepada negara lain untuk mengintervensi kita, apalagi dalam proses pemilu,” jelasnya.
Anis pun menegaskan, intervensi asing itu datang sebenarnya bukan hanya karena keinginan asing itu sendiri, tetapi karena memang ada permintaan dari dalam sendiri yang ingin memenangi Pilpres dan menjadi presiden.
“Jadi jangan nyalahin orang kalau kita sendiri yang minta diintervensi orang lain. Dengan penjelasan saya mengenai model-model intervensi ini diharapkan kita dapat memahami bingkai mengenai proses intervensi asing,” pungkasnya. [wip]