(IslamToday ID) – Akademisi yang juga analis komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo menilai pergantian nama koalisi pendukung bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto tidak terlalu berimbas pada elektabilitas. Sekalipun nama koalisi itu kini sama dengan nama kabinet pemerintahan Presiden Jokowi, publik yang pro pemerintah tak akan seketika mendukung Prabowo.
“Kalau ini dianggap bisa mendongkrak keterpilihan koalisi pendukung sih, ada sih efeknya, tapi menurut saya efeknya enggak terlalu besar,” kata Kunto dikutip dari Kompas, Rabu (30/8/2023).
“Saya enggak yakin orang benar-benar memilih gara-gara nama koalisinya,” lanjutnya.
Kunto meyakini bahwa pergantian nama koalisi pendukung Prabowo memang dimaksudkan untuk menarik dukungan pemilih Jokowi atau pihak yang pro dengan pemerintah. Nama koalisi sengaja dipilih identik dengan kabinet demi memperkuat spekulasi publik bahwa Jokowi memberi restu terhadap pencapresan Prabowo.
“Penggantian nama koalisi ini memang dimaksudkan untuk merangkul pemilih yang pro Jokowi dan mengasosiasikan koalisi ini dengan pemerintahan Pak Jokowi saat ini,” ujarnya.
Manuver itu, menurut Kunto, tak lepas dari tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. Survei terbaru Litbang Kompas yang dirilis Agustus 2023 misalnya, memperlihatkan bahwa mayoritas atau 74,3 persen responden puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Angka tersebut merupakan yang tertinggi selama periode kedua masa kepemimpinan Jokowi atau sejak 2019.
Oleh karenanya, dengan janji melanjutkan program pemerintahan, kubu Prabowo berharap mampu mendulang dukungan lebih banyak lagi pada pemilu mendatang.
“Kan dari beberapa survei memang itu yang muncul, bahwa tingkat kepuasan presiden itu berkorelasi dengan pilihan mereka,” kata Kunto.
Namun demikian, lanjutnya, ketimbang nama koalisi publik akan lebih mempertimbangkan visi, misi, dan program yang ditawarkan oleh kandidat capres-cawapres.
“Pada akhirnya kan yang dilihat bagaimana Pak Prabowo sebagai calon presiden bisa kemudian menerjemahkan atau membuat gagasan-gagasan yang sesuai dengan dia, ingin melanjutkan Pak Jokowi itu ingin melanjutkan ke mana,” tuturnya.
Untuk diketahui, koalisi pendukung Prabowo untuk Pilpres 2024 berganti “baju”. Sebelumnya, ketika Prabowo hanya didukung Gerindra dan PKB, kedua partai sepakat membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Belakangan, Partai Golkar, PAN, dan PBB merapat ke koalisi ini. Sehingga, kongsi kelima partai berganti nama menjadi Koalisi Indonesia Maju.
Menurut Prabowo, perubahan nama itu disepakati oleh lima ketua umum partai politik koalisi, yakni dirinya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra. [wip]