(IslamToday ID) – Ketua Umum DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DKI Jakarta Ari Aprian Harahap mempertanyakan pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang mengajak masyarakat untuk tidak memilih calon presiden (capres) yang memiliki rekam jejak gunakan agama sebagai alat politik.
Ari heran, sebab dari ketiga kandidat bakal capres yang muncul ke publik seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan tidak ada yang menggunakan isu agama.
“Tidak ada angin dan tidak ada hujan, tiba-tiba Gus Menag membuat pernyataan ini (larangan memilih pemimpin). Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan siapa yang dimaksud Menag ini, karena ketiga capres saat ini tidak ada yang menyinggung soal agama,” kata Ari, Rabu (6/9/2023).
Atas dasar itu, ia menilai Menag harus berani menjawab maksud dari pernyataannya tersebut. Sebab, menurutnya, apabila Menag tak bisa menjawab siapa pemimpin yang dimaksud maka sama saja dengan menyebarkan fitnah kepada publik.
“Kalau Gus Menag tidak menjawab hal ini, sama saja beliau telah menyebarkan fitnah dan menghasut publik. Seolah isu politisasi agama ini dirawat oleh beliau, justru pernyataan beliau yang bisa memicu kontroversi dan perpecahan di masyarakat,” tegasnya.
Mahasiswa Magister UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyayangkan pernyataan Menag yang dinilai justru dapat memicu kontroversi. Sebagai Menag, kata Ari, harusnya Yaqut cukup tagih komitmen ketiga kandidat bakal capres untuk menjamin hak beragama masyarakat.
“Tak usah mengajak publik untuk tidak memilih pemimpin yang gunakan agama jadi alat politik, sebab hingga saat ini ketiga capres tidak ada yang menyinggung soal ini. Dan masyarakat kita sudah paham betul bahwa politik identitas harus ditinggalkan,” tandasnya.
Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat dan menggunakan agama sebagai alat politik.
Yaqut menyampaikan hal tersebut di Garut, Jawa Barat, dalam rangka menghadiri Tablig Akbar Idul Khotmi Nasional Thoriqoh Tijaniyah ke-231 di Pondok Pesantren Az-Zawiyah, Tanjung Anom, Garut, Jawa Barat.
“Harus dicek betul. Pernah nggak calon pemimpin kita, calon presiden kita ini, memecah belah umat. Kalau pernah, jangan dipilih,” kata Menag. [wip]