(IslamToday ID)— Konflik agraria di Pulau Rempang-Galang, Batam, Kepulauan Riau mengundang perhatian semua elemen masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Solo. Sejumlah elemen masyarakat Solo Raya yang tergabung dalam forum Masyarakat “Bumiputera Indonesia” mendeklarasikan enam sikap atas tragedi memilukan yang terjadi pada Kamis (7/9/2023).
Berikut enam pernyataan ‘Deklarasi Bumiputra Indonesia Jelmaan Pribumi Nusantara’ yang menyerukan perlawanan terhadap aseng dan asing:
- KAMI BUMIPUTRA INDONESIA adalah pemilik sah tanah kelahiran BUMI PERTIWI INDONESIA sesuai dengan wilayah (Ulayat) adat budaya nenek moyang kami.
- KAMI BUMIPUTRA INDONESIA adalah anak cucu buyut para ulama, tokoh agama dan pahlawan yang berjuang mengusir penjajah dari BUMI PERTIWI INDONESIA dengan segenap jiwa , raga dan nyawa.
- KAMI BUMIPUTRA INDONESIA berhak mendapatkan perlindungan dari Pemerintah Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
- KAMI BUMIPUTRA INDONESIA siap bersatu mengusir penjajah asing , Aseng dan antek-anteknya penghianat bangsa untuk mempertahankan Kedaulatan IBU PERTIWI NKRI. Lebih baik kami mati berkalang tanah daripada hidup di bawah kaki penjajah.
- KAMI BUMIPUTRA INDONESIA pantang menyerah. Kami mencintai perdamaian, tetapi lebih cinta kepada kemerdekaan dan kedaulatan IBU PERTIWI NKRI.
- KAMI BUMIPUTRA INDONESIA Menyayangkan pemerintah dalam menghadapi BUMIPUTRA INDONESIA di Pulau Rempang Batam dengan pendekatan kekerasan melakukan pengusiran warga masyarakat dengan mengutamakan investasi pihak asing yang berpotensi invasi wilayah.
“Jika pemerintah tidak mau memperhatikan bahkan mengabaikan deklarasi BUMIPUTRA INDONESIA di atas. Berarti pemerintah lebih mencintai kolonialis kapitalis dan memilih menjadi agen proxy asing dari pada memihak BUMIPUTERA INDONESIA sebagai bahagian dari Bangsa Indonesia dan rakyat NKRI,” tegas mereka dalam pernyatannya kepada IslamToday ID pada Kamis, 21 September 2023. [khs]