(IslamToday ID) – Hubungan antara Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan renggang hingga muncul manuver pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Direktur Nusakom Pratama Institute Ari Junaedi menilai renggangnya hubungan tersebut terjadi lantaran Jokowi tiga kali kecewa dengan Megawati karena keinginannya tidak didukung atau dipenuhi. Padahal, Jokowi mengabdi di PDIP sejak ia berhasil menjadi walikota Solo.
“Pemahaman saya, ada keinginan-keinginan dari presiden yang tidak disepakati oleh Bu Mega,” kata Ari dalam program ‘Obrolan Newsroom Kompas.com’, dikutip Rabu (25/10/2023).
Ia menduga, keinginan pertama dan kedua Jokowi yaitu soal perpanjangan masa jabatan presiden hingga tiga periode. Sebelum pandemi Covid-19 merajalela di Indonesia, sejumlah aparat desa dan kepala desa bergerak ke Gelora Bung Karno yang mengusulkan agar masa menjabat presiden diperpanjang hingga tiga periode.
Begitu pula ketika muncul usulan jabatan presiden diperpanjang hingga tiga periode karena pandemi Covid-19. “Ide itu disampaikan kepada Bu Mega, Bu mega tetap firm tidak sepakat karena harus sesuai dengan konstitusi, presiden bisa dipilih sebanyak-banyaknya dua kali. Saya dan berbagai kalangan tetap percaya bahwa Pak Jokowi kecewa dengan dua permintaan yang tidak dituruti,” ucap Ari dikutip dari Kompas.
Permintaan ketiga Jokowi yang tidak dituruti oleh Megawati yaitu menjadikan anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden. Usulan itu, dugaan Ari, kembali ditolak oleh Megawati.
“Permintaan-permintaan yang di luar nalar politik, di luar nalar atau akal sehat dari seorang politisi senior, walau Bu Mega tidak pernah menjadi dua kali presiden,” ujar Ari.
Ia juga menyampaikan, kemungkinan Jokowi membutuhkan kebanggaan politik yang tinggi dengan anggapan bahwa 80 persen masyarakat puas terhadap pemerintahan saat ini.
Selain itu, ia menduga Jokowi terbuai dukungan para relawan yang membuatnya yakin mencalonkan Gibran sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo. Tak hanya itu, Jokowi juga merestui putra bungsunya, Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
“Soal rencana Kaesang semula menjadi walikota Depok, tiba-tiba ‘mengakuisisi’ PSI. Ini menjadi gerbong dari relawan-relawan sebagai wadah politik yang menurut kacamata dari pengamat politik sangat susah memahami manuver-manuver yang dilakukan Jokowi dan keluarganya,” pungkas Ari. [wip]