(IslamToday ID) – Direktur sekaligus Founder Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai keputusan Presiden Jokowi melanjutkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menuju Surabaya hanya menjadi karpet merah bagi Indonesia masuk jebakan utang China. Ia pun meminta pemerintah hati-hati dalam memutuskan proyek kereta cepat dengan China itu.
Bhima menyebut ada empat alasan utama dari kekhawatirannya itu. Pertama, ketergantungan Indonesia terhadap utang China, khususnya dalam pembangunan infrastruktur semakin besar. “Kondisi ini bisa menciptakan debt trap atau jebakan utang,” katanya dikutip dari Inilah.com, Kamis (2/11/2023)
Kedua, lanjut Bhima, masih banyak infrastruktur yang mendesak untuk dibangun ketimbang kereta cepat. Misalnya, pelaku usaha saat ini butuh kawasan industri yang berdaya saing.
“Mereka butuh juga penurunan biaya logistik. Sementara masyarakat butuh percepatan infrastruktur di tingkat desa dan pertanian,” kata Bhima.
Ketiga, lanjutnya, bunga pinjaman untuk pembangunan kereta cepat tidak bisa dibilang murah. Hanya untuk pembengkakan biaya atau cost overrun proyek KCJB saja bunganya 3 persen.
“Bandingkan dengan proyek MRT yang dibiayai dari pinjaman Jepang, bunganya hanya 0,1 persen. Artinya proyek kereta cepat secara keuangan sangat mahal,” papar Bhima.
Keempat, lanjutnya, beban keuangan bagi BUMN yang menjadi pelaksana proyek kereta cepat bakal semakin berat. Dari kondisi sehat, harus menanggung operasional dan pembayaran utang pokok plus bunga yang cukup tinggi. “Ini kan ada risiko kontijensi ke APBN nantinya,” pungkas Bhima.
Kepastian proyek KCJB lanjut ke Surabaya disampaikan oleh Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Saat ini, China masih menjalankan studi kelayakan. Terkait nilai investasinya, Tiko, sapaan akrabnya, belum bisa menjawabnya. Yang jelas, kontrak proyek ini sudah ditandatangani.
“Ini baru mulai membuat studinya. Kemarin kita dari China menandatangani kesepakatan untuk melakukan joint study dengan China Railway,” kata Tiko, Selasa (1/11/2023).
Jokowi menyebut studi kelayakan proyek KCJB lanjut Surabaya sedang dikerjakan China. Kemungkinan perlu waktu dua pekan.
“Kereta cepat dari Bandung ke Surabaya mungkin dalam dua minggu ini studinya dari pemrakarsa akan selesai,” kata Jokowi, Senin (2/10/2023). [wip]