(IslamToday ID) – Kepala kantor media pemerintah, Salama Marouf, mengatakan, bom yang dijatuhkan penjajah Israel ke Gaza 1,5 kali lipat lebih kuat dari kekuatan bom atom yang diluncurkan Amerika Serikat ke Hiroshima, Jepang.
Salama menegasken Genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza sudah memasuki pekan ketiga. Selama itu, ratusan korban jiwa dan bangunan telah runtuh akibat bom yang dijatuhkan tanpa henti.
Sedikitnya sudah 18 ribu ton bom dijatuhkan Israel sejak 7 Oktober 2023. Bom-bom tersebut diperkirakan sudah melebihi ledakan bom nuklir Hiroshima, Jepang, pada 1945.
“Di Gaza, Israel telah menghancurkan 47 masjid dan menimbulkan kerusakan signifikan pada tiga gereja. di lebih dari 200.000 bangunan rusak, 32.500 di antaranya tidak dapat dihuni, 203 sekolah mengalami kerusakan parah, dan 45 sekolah kini tidak beroperasi sama sekali. Karena intensitas serangan, statistik belum lengkap,” katanya.
Tak hanya itu, berdasarkan data Euro-Med Human Rights Monitor, pengeboman Israel di Gaza dari 7 Oktober hingga 31 Oktober 2023 telah membunuh 9.056 orang dengan 3.718 anak-anak, dan 1.929 perempuan. Sementara korban luka mencapai 21.980 dan 1.976 lainnya diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Serangan Israel juga telah menyebabkan 1,4 juta orang mengungsi secara internal. Pengeboman yang terus berlanjut itu telah menyebabkan 32 jurnalis gugur. Tenaga medis juga tidak luput dari serangan Israel. Sebanyak 111 tenaga medis meninggal dunia, dan 136 terluka.
Pengeboman Israel telah menghancurkan sejumlah fasilitas publik. Data Euro-Med menunjukkan, 44.300 bangunan hancur total dan 13.6100 rusak sebagian.
Selain itu, 47 masjid dan tiga gereja hancur. Serangan yang terus membabi buta ini juga menghancurkan 147 sekolah, 513 fasilitas industri, 19 rumah sakit, 39 ambulans, dan 49 klinik. Selain itu, 87 kantor milik media juga ikut hancur.
Mantan Jubir PBB: Gaza Berubah Jadi Kuburan Terbesar di Dunia
Mantan juru bicara badan PBB untuk pengungsi Palestina, Chris Gunness, mengatakan kepada Aljazirah bahwa Gaza telah menjadi kuburan terbesar di dunia. Tak hanya dibom terus-menerus, Gaza juga sedang menatap jurang kelaparan.
Hal ini karena pengiriman bantuan masih belum memadai dan bahan bakar masih diblokir untuk masuk ke daerah kantong tersebut.
“Gaza sedang bertransformasi dari apa yang pernah disebut oleh mantan Perdana Menteri Inggris sebagai penjara terbuka terbesar di dunia menjadi kuburan terbuka terbesar di dunia,” katanya kepada Aljazirah Rabu (1/1/2023).
“Bahan bakar, yang akan membuat stasiun pompa pembangkit listrik tenaga air tetap beroperasi, telah habis. Jadi air, elemen dasar untuk kehidupan benar-benar tidak tersedia untuk 2,2 juta orang,” kata Gunness.
Karena itu, Gunness menggemakan kantor kemanusiaan PBB, OCHA, dengan menambahkan bahwa penyeberangan Karem Abu Salem (disebut Kerem Shalom oleh Israel) antara Israel dan Gaza, yang terletak di dekat perbatasan dengan Mesir, agar supaya memungkinkan lebih banyak truk melintas, dibandingkan dengan penyeberangan Rafah yang hanya memiliki satu jalur ke Mesir.
Pintu perbatasan Rafah sudah mulai membuka akses bantuan, namun masih sangat terbatas. [sya]