(IslamToday ID) – Analis politik Hendri Satrio atau Hensat menyampaikan analisisnya soal strategi kampanye dari ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) di hari pertamanya pada Selasa (28/11/2023). Paslon nomor urut 1 dan 3, menurutnya, memulai kampanye dengan mendatangi beberapa daerah yang menjadi fokusnya masing-masing.
“Mas Anies memulainya di Jakarta, di Tanah Merah karena menurut dia itu bersejarah. Cak Imin memulainya dari Jawa Timur, Jombang, kalau saya tidak salah. Kemudian, Mas Ganjar memulai dari barat Indonesia, kemudian Pak Mahfud dari timur Indonesia atau kebalik saya lupa,” katanya dikutip dari channel YouTube Sindo News, Rabu (29/11/2023).
Namun, paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran tidak hadir dan tidak memanfaatkan hari pertama kampanye. Dampaknya, hal itu menimbulkan pertanyaan di kalangan publik. Hendri menilai pertanyaan yang muncul itu sangat wajar mengingat waktu kampanyenya sangat singkat.
“Karena 75 hari itu tidak cukup untuk menyosialisasikan diri mereka ke seluruh Indonesia, kecuali memang ada pertimbangan lain,” ungkap Hendri.
Pertanyaan publik yang muncul antara lain apakah karena kesehatan Prabowo atau Gibran sudah percaya diri mendapat bantuan dari negara, sehingga paslon tersebut tidak memanfaatkan hari pertama kampanyenya?
“Ini sebuah persepsi yang menurut saya sangat tidak positif untuk pasangan Prabowo-Gibran yang harusnya bisa segera diantisipasi,” ujar Hendri.
Meskipun membagikan susu atau makanan kepada masyarakat, Hendri menyatakan munculnya setiap paslon selama masa kampanye menjadi salah satu keinginan publik.
Ia juga mengutip pernyataan dari pembicara lain terkait persepsi yang mungkin lebih merugikan paslon Prabowo-Gibran apabila tidak ada aksi lebih lanjut.
“Jangan sampai misalnya kemudian tadi di pembicara sebelumnya kan di segmen sebelumnya mengatakan bahwa malah lebih tajam lagi tuh, apakah Mas Gibran menganggap enteng Pilpres ini karena merasa anak presiden?” tegasnya.
Sebagai pengamat politik, Hendri menghargai pasangan calon yang memanfaatkan masa kampanye dengan bertemu rakyat. Lebih lanjut, ia menegaskan proses demokrasi harus dijaga sedemikian rupa sehingga yang terjadi adalah demokrasi sehat.
“Semoga saja hasilnya akan positif buat Indonesia, karena pemilu adalah cara paling tepat buat masyarakat dan rakyat Indonesia untuk mengubah kehidupannya. Dan mudah-mudahan nanti kita bisa memilih pemimpin-pemimpin yang memang sesuai dengan hati rakyat,” pungkasnya.
Seperti diketahui, KPU sudah menetapkan jadwal resmi kampanye Pemilu 2024 dimulai pada Selasa (28/11/2023) dan berakhir 10 Februari 2024, atau selama 75 hari. Agenda yang diperbolehkan selama masa kampanye meliputi kegiatan pertemuan terbatas, tatap muka, penyebaran alat peraga kampanye secara umum, debat pasangan capres-cawapres, serta kampanye di media sosial. [res]