(IslamToday ID) – Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo atau yang akrab disapa Rudy menyinggung sikap penguasa sekarang dengan istilah neo Orde Baru plus. Bahkan, ia membandingkan dengan Orde Baru era Soeharto yang dinilainya sedikit lebih baik daripada sekarang ini.
“Kalau Pak Harto masih baik-baik saja cara mengancamnya, tidak seperti sekarang. Intimidasi ya nggak terang-terangan kayak begini, dari institusi perintah ke bawah dan sebagainya, nggak seperti itu dulu,” kata Rudy dikutip dari Republika, Kamis (30/11/2023).
Ia sendiri mengaku tak mendapatkan ancaman dari penguasa yang disebutnya sebagai neo Orde Baru plus itu. Namun, senior PDIP itu menyebut adanya kekuasaan yang digunakan secara tidak beretika.
“Neo Orde Baru plus, ya semua kekuasaan yang dimiliki sekarang ini dipergunakan dengan segala cara yang tidak beretika,” ujar Rudy.
“Jadi kemarin saya sampaikan ojo adigang, adigung, adiguno, tapi ojo-nya ilang. Jadi adigang, adigung, adiguno artinya berkuasa segala sesuatunya akan saya pergunakan untuk kepentingan diri saya sendiri,” sambungnya.
Slogan “ojo adigang, adigung, adiguno” sendiri merupakan prinsip dalam pergaulan Jawa. Jika diartikan memiliki arti “jangan merasa paling kuat”, “jangan merasa paling besar”, dan “jangan merasa paling pandai”.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung Indonesia yang ada saat ini merupakan hasil perjuangan yang berdarah-darah dan tak sebentar. Hal tersebut disampaikannya karena melihat situasi yang terjadi saat ini.
Ia pun tak ingin masa seperti Orde Baru kembali terulang hanya untuk melanggengkan kekuasaan segelintir kelompok. Tak segan, ia menyinggung “bapak-bapak” untuk tidak mencoba untuk melahirkan masa tersebut kembali.
“Mestinya Ibu nggak boleh ngomong gitu, tapi Ibu jengkel, karena republik ini penuh pengorbanan tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?” ujar Megawati dalam Rakor Nasional Relawan Ganjar-Mahfud di JIExpo, Jakarta, Senin (27/11/2023) malam.
“Sudah berhenti deh Bapak-bapak tuh yang saya sindirin ini, insaf, insaf. Berapa sih jumlahnya dibandingin sama rakyat? Aih, saya enggak manas-manasin, ini realita,” sambungnya mengingatkan.
Megawati kembali ingat bahwa dirinya adalah Ketua Umum PDIP. Lambang banteng dalam partainya mengartikan bahwa pihaknya tak keok jika harus melawan saat ini.
Ia pun mengingatkan kekuatan rakyat yang sangat besar dan tak perlu takut terhadap adanya intervensi dan intimidasi. Indonesia adalah negara merdeka yang memiliki konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang harus ditaati semua pihak.
“Terus maju tempur, tapi tidak ada kekerasan, taat perintah. Kita adalah negara merdeka, berdaulat, punya ketatanegaraan,” pungkas Megawati. [wip]