(IslamToday ID) – Pengamat politik sekaligus Direktur Politica Research Consulting (PRC) Rio Prayogo menilai wacana dihilangkannya debat khusus untuk calon wakil presiden (cawapres) jelas menguntungkan pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan cawapres lainnya, Gibran memang masih harus diuji lagi ide-idenya untuk negara Indonesia. “Sebagaimana publik tahu Gibran ini kan memang secara kapabilitas, intelektualitas, itu memang masih patut diuji,” kata Rio dikutip dari YouTube Tribunnews, Rabu (6/12/2023).
Ia menyatakan keraguan publik makin diperkuat dengan sikap Gibran yang menolak pertanyaan kritis yang dilontarkan kepadanya.
“Gibran sendiri sih menurut saya, yang membuat situasi ini semakin pelik karena ketika dia dihadapkan dengan wartawan misalnya atau dengan audiens yang kritis, Gibran memilih untuk tidak bersikap atau cenderung tidak mau mengekspose pikiran-pikiran besarnya kalau dia jadi wakil presiden di masa yang akan datang,” ungkap Rio.
Baginya cawapres nomor urut 2 ini justru mengurangi kekuatan capresnya yaitu Prabowo Subianto yang mempunyai pengalaman lebih awal.
“Kalau Prabowo ini kan sudah terbiasa dengan perdebatan secara formal ya, karena Prabowo tercatat sudah tiga kali ada dalam ruang kontestasi ini. Jadi saya kira tidak ada persoalan di sisi Prabowo Subianto, tetapi ini menjadi satu handicap,” terang Rio.
“Pertama tahun 2009 sebagai cawapres dari Megawati, kemudian capres tahun 2014 bersama Hatta Rajasa, kemudian tahun 2019 bersama Sandiaga Uno,” lanjutnya.
Menurut Rio, fenomena Gibran ini menjadi beban buat pasangan nomor 2 sehingga tidak mengherankan jika ada usulan untuk mengurangi debat capres-cawapres.
Ia menegaskan perubahan aturan debat menjadi persoalan dan menarik dibahas oleh publik karena adanya perbedaan dengan ketentuan di Peraturan KPU No 15 Tahun 2023.
“Ini yang menjadi pertanyaan publik kalau tiba-tiba KPU lakukan upaya perbedaan antara debat Pilpres tahun 2019 dengan Pilpres tahun 2024 ini,” ujar Rio.
Sampai saat ini publik masih mempertanyakan rentetan kejadian-kejadian janggal dan dramatis yang mewarnai kontestasi Pilpres 2024. Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) mengubah aturan yang dinilai menguntungkan salah satu paslon untuk mengajukan cawapres pilihannya.
Selain itu, tudingan dinasti keluarga yang dilakukan Presiden Jokowi dengan mengajukan anak dan saudara menjabat pada posisi strategis juga memicu kekhawatiran publik.
Lebih lanjut, Rio menawarkan solusi kepada setiap kandidat supaya melakukan komunikasi intensif dengan KPU. “Oleh karena itu, menurut saya perlu ada komunikasi yang intensif antara penyelenggara dengan LO masing-masing paslon, baik itu nomor urut 1, 2, dan 3,” pintanya.
Apabila hal ini tidak dilakukan dan KPU tetap pada kebijakannya dengan meniadakan debat khusus cawapres, Rio memprediksi publik akan menuding penyelenggara pemilu itu punya kecondongan terhadap paslon nomor urut 2. [res]