(IslamToday ID) – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin meminta seniman Butet Kartaredjasa tidak memprovokasi dan memojokkan pihak tertentu terkait gelaran pentas teater bertajuk “Musuh Bebuyutan”.
Pasalnya, pihak produksi dan kepolisian telah menyatakan tidak ada intimidasi terkait gelaran pentas di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Jumat (1/12/2023) itu.
“Dalam konteks tertentu seniman silakan berpolitik, setiap individu memiliki hak berpolitik. Tapi tidak boleh memprovokasi, atau menyudutkan pihak tertentu,” kata Ujang, Kamis (7/12/2023).
Menurutnya, proses perizinan yang dilakukan penyelenggara pentas teater, PT Kayan Production merupakan hal yang lazim dilakukan. Hal itu bukan bagian dari keberpihakan atau intervensi kelompok tertentu.
Hal tersebut dibuktikan dengan pementasan teater yang dilakoni Butet Kartaredjasa berjalan tanpa hambatan dan gangguan.
“Kejadian seperti itu jangan sampai terulang. Seniman punya hak berpolitik, punya hak menyampaikan sikap dan ekspresi. Tapi, harus berjiwa negarawan. Gunakan politik keadaban, politik jalan tengah yang bisa mencerahkan, jangan melakukan provokasi yang membuat stabilitas menjadi runyam,” harapnya.
Diketahui, sebelumnya seniman Butet Kartaredjasa dan penulis naskah teater Agus Noor mengaku mendapat intimidasi dari polisi saat menggelar pertunjukan di TIM Jakarta, Jumat (1/12/2023). “Bukan pelarangan, tapi intimidasi,” kata Butet.
Namun, penyelenggara pentas teater, PT Kayan Production membantah ada intimidasi polisi saat agenda itu berlangsung. Mereka menegaskan tidak ada intervensi dari manapun terkait pementasan teater yang dilakoni Butet itu.
“Hanya mau menyampaikan, saya memang melakukan pengurusan terkait surat-surat perizinan ke kepolisian. Tidak ada intimidasi dalam penandatanganan surat tersebut,” kata Sekretariat PT Kayan Production, Indah.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menjelaskan pihak kepolisian selalu melakukan pengamanan dalam setiap acara pentas budaya di TIM. Termasuk, acara yang melibatkan calon presiden dan calon wakil presiden.
“Kegiatan-kegiatan masyarakat di wilayah Jakarta Pusat, baik itu berupa seni budaya dan sebagainya, tentunya kami harus menjamin kegiatan tersebut berlangsung dengan aman,” kata Susatyo.
Ia juga memastikan pihaknya tidak mencampuri setiap aktor maupun materi acara. “Personel yang dikerahkan untuk pengamanan hanya berkoordinasi dengan penyelenggara acara terkait izin, dengan satpam terkait pengamanan dan pengaturan lalu lintas jika diperlukan,” pungkasnya. [wip]