(IslamToday ID)— Forum Anak Karanganyar (FORAKRA) berkolaborasi dengan Yayasan KAKAK dan Pemuda Penggerak menyelenggarakan Festival Ceria Bocah Karanganyar. Festival ini dalam rangka Hari Anak sedunia (World Children’s Day) yang selalu diperingati setiap tahunnya pada tanggal 20 November.
Kegiatan dilaksanakan pada Ahad (10/12/2023) pukul 08.00 WIB – 14.00 WIB bertempat di GOR RM Said Karanganyar. Kegiatan akan diikuti oleh 170 anak perwakilan setiap kecamatan Se-Kabupaten Karanganyar.
Festival dihadiri oleh Bupati Karanganyar serta berbagai organisasi perangkat daerah di Kabupaten Karanganyar. Momen hari Anak sedunia ini menjadi penegas untuk menciptakan generasi yang siap menjadi pelopor dan pelapor.
Beberapa situasi persoalan anak yang menjadi keprihatinan Forum Anak Karanganyar diantaranya persoalan bullying, persoalan perokok usia anak, persoalan anak dangan gadget dan persoalan perkawinan anak. Festival Ceria Bocah Karanganyar bertujuan membuka ruang untuk memberikan penguatan informasi kepada semua pihak yang hadir.
Penguatan informasi tersebut dikemas menjadi menarik dalam stand-stand yang ada. Festival ini disediakan 5 stand sesuai persoalan dan hal yang ingin ditegaskan kepada pengunjung:
Pertama, stand bullying akan dikenalkan sekaligus bagaimana cara untuk memiliki skill akan tidak menjadi pelaku atau korban, tetapi mampu menjadi pembela. Kedua, stand keren tanpa rokok akan menyediakan informasi apa yang melatarbelakangi perokok usia anak, dan bagaimana upaya untuk melindungi anak mendapatkan perlindungan dari rokok.
Hasil riset FORAKRA dan Pemuda Penggerak menunjukkan bahwa salah satu faktor menjadi perokok pemula dimulai dari usia 13-15 tahun (usia SMP). Sebanyak 64% anak mulai merokok karena bullyan teman-temannya.
Ketiga stand Forum anak memberikan gambaran upaya Forum anak dalam berperan terpenuhinya hak anak dan menjadi ruang anak-anak berpartisipasi dalam pembangunan. Keempat stand perkawinan anak yang saat ini baru merebak.
Kelima stand tentang permainan tradisional yang penting untuk mengingatkan dan mengenalkan permainan tradisional yang sekarang hampir punah karena adanya gadget. Padahal permainan tradisional sangat lekat dengan kepedulian dan memberikan ruang anak untuk bersosialisasi.
Redita Anggraeni selaku Ketua Forum Anak Karanganyar (FORAKRA) menuturkan“Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat terjalin hubungan yang lebih baik antara anak-anak, orang tua, dan masyarakat, serta meningkatkan rasa persatuan dan kebersamaan di antara mereka. Ini juga sebagai moment untuk menjalin hubungan lebih dekat lagi dengan pemerintahan Kabupaten Karanganyar.”
Plt. Bupati Karanganyar, H. Rober Christanto, S.E, M.M menyampaikan, “Forum Anak Karanganyar harus diapresiasi dengan kegiatan ini. Pembangunan harus melibatkan semua pihak salah satunya anak-anak. Jadi luaskan lagi forum anak jangkauannya ajak temen lain untuk bisa bergabung, agar makin besar dan saling bergotong royong memajukan Karanganyar.”
Hal senada juga disampaikan oleh Shoim Sahriyati, Direktur Yayasan KAKAK. Ia menegaskan perlunya dukungan dan apresiasi semua pihak terhadap festival forum anak.
“Kegiatan ini harus diapresiasi dan didukung karena menjadi media untuk pemenuhan hak pasrtisipasi. Anak menjadi subyek dalam pemenuhan hak anak, dan harus menyuarakan situasinya,” ujar Shoim.
“Peran kolaborasi menjadi penting dalam upaya perlindungan anak, dengan penegasan negara sebagai pemegang kewajiban harus hadir dalam pemenuhan hak anak,” tandasnya. [khs]