(IslamToday ID) – Juru Bicara Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimmin (AMIN) Muhammad Kholid mengatakan ada tiga tantangan demokrasi yang menjadi prioritas AMIN untuk diubah ke depan, yaitu prosedural, institusional, dan substansial.
Dalam diskusi secara daring yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) dengan tema “Eksplorasi Gagasan Menata Demokrasi Pasca-Pemilu 2024” pada Ahad (17/12/2023), Kholid menegaskan komitmen AMIN terkait penegakan demokrasi sehingga tantangannya harus dibenahi.
“Kami sudah menyusun dokumen visi-misi dan membuat sebuah prioritas kebijakan. Jadi ada tiga tantangan masa depan demokrasi, yaitu prosedural, institusional, dan substansial,” kata Kholid dalam diskusi tersebut.
Ia menjabarkan, tantangan prosedural menyangkut dengan mahalnya biaya demokrasi yang menimbulkan hambatan untuk masuk ke politik (barrier to entry in politics). Hambatan itu, katanya, membuat calon politisi yang kompeten tetapi tidak memiliki modal uang akan kesulitan untuk masuk ke dunia politik.
“Ketika kompetisi politik itu berjalan, dibutuhkan biaya yang cukup mahal, mengelola partai politik membutuhkan biaya mahal, para kandidat yang ingin berkompetisi membutuhkan biaya mahal. Nah itu adalah masalah,” jelasnya.
Kemudian, tantangan berikutnya adalah masalah institusional yang menyangkut parlemen. Ia menilai kekuatan oposisi parlemen dalam pemerintahan itu sangat penting guna menjadi kekuatan penyeimbang bagi pemerintah.
Namun pada kenyataannya, oposisi tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga upaya memeriksa dan menyeimbangkan masih kurang dalam menjadi “warning” bagi pemerintah yang sedang berkuasa.
Lebih lanjut, Kholid menjelaskan, tantangan terakhir dalam demokrasi yaitu secara substansial. Menurutnya, sudah seharusnya demokrasi memberi rasa keadilan dan kesetaraan bagi setiap warga negara Indonesia (WNI).
Ia mengatakan, pemerataan kesejahteraan, jaminan, dan perlindungan hak asasi manusia (HAM) setiap WNI, harusnya menjadi inti dari penegakan demokrasi. Oleh karena itu, tiga tantangan itu menjadi prioritas yang dianggap perlu diubah oleh pasangan AMIN dan sudah tertuang dalam misi ke-8 mereka, yaitu memulihkan kualitas demokrasi, menegakkan hukum dan HAM. [ant/wip]