(IslamToday ID) – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI Jenderal Maruli Simanjuntak merespons kasus penganiayaan enam oknum TNI terhadap relawan Ganjar Pranowo di Boyolali pada 30 Desember 2023 lalu.
Menurutnya, apa yang dilakukan keenam anggotanya merupakan reaksi dari aksi yang dilakukan para relawan Ganjar.
“Ada aksi ada reaksi. Sudah delapan kali mereka (relawan) pulang pergi di depan batalyon. Sudah berulang kali diingatkan. Sekian persen mereka itu mabuk,” kata Maruli dikutip dari YouTube Kompas, Jumat (5/1/2024).
Meski demikian, dirinya tidak membenarkan aksi yang dilakukan oleh keenam oknum TNI tersebut. Ia meminta tidak mengaitkan kasus ini dengan netralitas TNI.
“Apapun yang terjadi tetap salah, melakukan penganiayaan itu salah. Sebetulnya sejak awal kita punya banyak hal yang bisa kita ungkapkan proses terjadinya penganiayaan tersebut, namun karena ini dalam kondisi kampanye saya pikir jangan sampai ini jadi besar,” paparnya.
“Setelah saya telusuri tidak ada hubungan dengan lain sebagainya. Ini dari anak buah saya, yang anak muda itu sekarang larinya ke mana-mana,” sambungnya.
Maruli lantas meminta semua pihak untuk melihat kejadian ini secara menyeluruh dan bersama-sama melakukan evaluasi.
“Coba menganalisa itu jangan hanya dari video pendeknya saja. Yang hanya beberapa detik itu langsung mengambil kesimpulan. Terjadinya jam 11.19 WIB, mereka sudah mulai berputar-putar mulai jam 09.00 WIB. Kalau dilihat di video sudah delapan kali pulang pergi di depan batalyon,” katanya.
“Orang mabuk berkendaraan berbahaya. Itu juga mungkin harus ada evaluasi dan tim yang menyelenggarakan. Jangan dari kami terus. Kami kurang apa? Hari itu ada kejadian mereka langsung sudah ditahan. Dalam waktu berapa hari sudah jadi tersangka. Jangan dibawa ke mana-mana lagi,” tegasnya. [ran]