(IslamToday ID) – Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai program bagi-bagi susu yang diusung capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bakal membuka peluang impor susu. Pasalnya, ketersediaan susu di Indonesia lebih banyak berasal dari luar negeri, seperti Selandia Baru, India, dan Australia.
“Kalau kita bicara susu, memang saat ini ketergantungan impornya sangat tinggi. Setidaknya 80 persen dari kebutuhan susu dalam negeri terutama UHT dan produk turunan yang membutuhkan susu krim itu diimpor dari beberapa negara,” kata Bhima dikutip dari YouTube Metro TV, Sabtu (6/1/2024).
Ia mengatakan kurangnya perhatian pemerintah menjadi salah satu faktor ketidakmampuan petani susu mencukupi kebutuhan susu dalam negeri. “Pada tahun 1980-an pernah ada program swasembada susu, namun sektor peternakan tidak dikelola dengan baik,” terangnya.
“Keberpihakan pemerintah juga lemah dalam sembilan tahun terakhir, tidak ada perhatian untuk mendorong, misalnya investasi di peternakan sapi perah, pemberdayaan peternakan bagi rakyat, serta kualitasnya juga tidak ditingkatkan dengan serius,” lanjutnya.
Bhima melihat memang pemerintah ada kecenderungan untuk menjadikan Indonesia terus mengimpor susu. “Jadi kebijakan di hulunya bermasalah, sedangkan di hilir sangat menguntungkan importir susu sapi,” katanya.
Dipilihnya impor menjadi jalan keluar pemenuhan susu dalam negeri, menurut Bmina, karena lebih banyak mendatangkan keuntungan.
“Impor ini dilihat dari sisi marginnya cukup menguntungkan. Jadi yang diuntungkan ini dari setiap impor adalah peternak sapi di Selandia, India, pedagangnya, importirnya mendapatkan margin yang cukup besar,” tuturnya.
Dengan kata lain, lanjut Bhima, bahwa impor susu menjadi bisnis yang menjanjikan terlebih ada 4 juta kelahiran di Indonesia setiap tahunnya.
“Permintaannya tinggi di Indonesia, tapi di sisi lain importir ini menjadi bisnis yag paling menjanjikan dibandingkan harus capek-capek untuk membangun peternakan sapi perah misalnya,” tutupnya. [ran]