(IslamToday ID) – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi melihat adanya peluang besar untuk terjadinya pemilu dua putaran. Pasalnya, hingga akhir Desember 2023 belum ada pasangan capres-cawapres yang elektabilitas suaranya melebihi 50 persen plus 1.
“Dari data yang kita punya (dari Indikator Politik) hingga Desember 2023 belum sampai 50 plus 1. Di data saya (paslon nomor 2) 46 persen, jadi secara umum memang belum cukup sampai di angka 50 persen plus 1 sebagai syarat menang satu putaran,” kata Burhanuddin dikutip dari YouTube Metro TV, Jumat (12/1/2024).
“Yang harus diwaspadai oleh paslon nomor 2 adalah terjadi stagnasi dukungan terhadap Prabowo-Gibran sampai akhir Desember 2023. Saya belum punya data terbaru hingga minggu kedua bulan Januari, tetapi stagnasi ini menjadi krusial,” lanjutnya.
Tidak adanya tambahan suara oleh kubu Prabowo-Gibran dikatakan Burhanuddin, terdapat beberapa kemungkinan dan itu justru menguntungkan bagi pasangan AMIN.
“Pertama, ada indikasi basis Presiden Jokowi, pendukung Presiden Jokowi yang migrasi ke paslon nomor 2 sepertinya sudah habis. Kedua, yang menarik adalah penurunan suara Mas Ganjar masih terjadi di data saya hingga akhir Desember 2023. Tetapi yang naik bukan Prabowo-Gibran tapi justru Anies Baswedan,” paparnya.
Jadi sekarang posisi AMIN meski dalam posisi margin of error berada sedikit di atas paslon Ganjar-Mahfud.
“Jadi kalau misalkan terjadi dua putaran memang ada potensi yang maju putaran kedua adalah Prabowo Vs Anies. Meskipun per hari ini masih terbuka kemungkinan satu putaran, tetapi angka 50 persen belum saya temukan,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Burhanuddin juga mengungkap hal yang melatarbelakangi perolehan suara Ganjar-Mahfud lebih sedikit dibanding dua paslon lain.
“Mereka umumnya pemilih Pak Jokowi yang tidak memilih PDIP karena suara PDIP hanya 19 persen. Sementara suara pemilih Pak Jokowi 55,5 persen. Mereka Jokowi non PDIP voters itu migrasi, terutama pasca Gibran didaftarkan sebagai cawapres Prabowo. Per akhir Oktober terjadi migrasi itu dan besar-besaran. Itu yang membuat suara Ganjar Pranowo nggembos,” pungkasnya. [ran]