(IslamToday ID) – Mantan Ketua KPK Abraham Samad menilai pemerintahan Presiden Jokowi gagal dalam menegakkan keadilan ekonomi di Indonesia. Kegagalan ini dibuktikan dengan masih banyaknya rakyat miskin di negeri ini yang mencapai 28-30 juta jiwa
“Kita tidak bisa lagi mentolerir rezim sekarang, karena kalau lihat angka kemiskinan sekarang begitu besar. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia bukan karena nasib, bukan karena manusia-manusia Indonesia yang punya SDM yang begitu besar sehingga dia miskin. Tapi karena ada pengelolaan sumber daya alam yang tidak dilakukan secara adil,” kata Abraham dikutip dari YouTube Hersubeno Point, Selasa (16/1/2024).
Meski diakui Abraham masyarakat Indonesia memiliki tingkat kecerdasan yang paling rendah dibandingkan dengan negara Asia lainnya, namun bukan berarti hal tersebut sebagai faktor utama kemiskinan di masyarakat.
“Tapi bukan berarti dengan IQ terendah secara otomatis menjadi orang yang miskin, menjadi orang yang tidak berdaya. Jumlah orang miskin di Indonesia sekarang 28 juta hampir 30 juta,” jelasnya.
Saat menjabat di KPK, Abraham mengaku pernah melakukan penghitungan terhadap sumber daya alam (SDA) yang dimiliki oleh Indonesia.
“Saat di KPK saya pernah menghitung semua pengelolaan SDA mulai dari minyak, gas bumi, nikel, dan lain sebagainya, kalau kita mengelola SDA dengan baik tidak ada yang lolos dan dikorupsi, maka setiap individu manusia yang ada di Indonesia bisa mendapat gaji Rp 20 juta per bulan,” paparnya.
Menurutnya, apabila memang negara telah mengelola SDA dengan baik, maka kesejahteraan masyarakat tentu akan lebiih baik. Dan tidak akan ada lagi praktik pungli ataupun korupsi di level bawah.
“Katakanlah lalu lintas yang ada di jalan-jalan (polisi lalu lintas) yang sedang bertugas di sana ketika dia punya gaji Rp 20 juta gak mungkin dia berhentikan orang yang tidak pakai SIM, pakai helm lantas dia dikasih Rp 50.000 dia terima. Gak mungkin terjadi korupsi seperti itu,” ujarnya mencontohkan.
Satu kata, lanjut Abraham, yakni menghentikan rezim Jokowi. “Kali ini, hari ini, kita harus menghentikan rezim ini supaya tidak akan mengulangi apa yang telah dilakukan, yaitu merusak demokrasi dan semakin suburnya korupsi. Kalau kita melanggengkan rezim ini sama dengan kita bunuh diri dan itu diharamkan di agama kita,” pungkasnya. [ran]