(IslamToday ID) – Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam yakin Maruarar Sirait alias Ara bakal mendukung paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran setelah hengkang dari PDIP.
“Besar kemungkinan Mas Ara akan mengikuti langkah politik Pak Jokowi. Dan kalau kita cermati sinyal-sinyal politik yang ada belakangan ini, Pak Jokowi semakin vulgar menunjukkan keberpihakannya untuk mendukung paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran,” kata Khoirul dikutip dari YouTube CNN Indonesia, Rabu (17/1/2024).
Dukungan Jokowi terhadap Prabowo-Gibran terlihat jelas ketika ia menemui pimpinan partai politik pengusung pasangan nomor urut 2 itu.
“Kalau misal mengikuti arah dari yang disampaikan oleh Bang Ara, maka besar kemungkinan akan mengikuti langkah Pak Jokowi untuk memperkuat kubu 02,” katanya lagi.
Khoirul melihat keluarnya Ara akan menimbulkan situasi yang tidak mengenakkan bagi PDIP. Dan seolah-olah PDIP tidak memberikan ruang kepada kader muda yang menginginkan PDIP dikelola secara transparan dan akuntabel sebagai partai terbuka dan tidak dikuasai satu keluarga tertentu.
“Bisa dikatakan ini adalah pukulan serius terhadap PDIP, karena yang keluar adalah nama-nama yang menjadi simbol dari poltisi muda sangat cerdas, progresif, dan kritis yaitu Budiman Sudjatmiko dan Maruarar Sirait. Ini tentu akan memberikan impact moral bagi kader muda yang sangat signifikan,” jelasnya.
Khoirul berpendapat keluarnya Ara tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh kader-kader lainnya, meskipun ini tidak berpengaruh pada elektoral 14 Febuari mendatang.
“Semua bergantung pada langkah mitigasi yang dilakukan PDIP. Kalau bisa mengelola dengan baik, dengan diredam barangkali, tidak akan menciptakan efek domino yang signifikan. Tapi kalau sebaliknya, ini yang harus jadi wake up call yang cukup membahayakan bagi PDIP,” tuturnya.
Namun ada satu statement dari Ara, kata Khoirul, yang harus diantisipasi PDIP yakni karena mengikuti langkah Jokowi.
“Ini seolah menjadi sinyal politik bahwa Jokowi pada waktu yang juga bersamaan dalam waktu dekat barangkali juga akan mendeklarasikan diri secara terbuka untuk keluar dari PDIP,” paparnya.
Apabila hal itu benar terjadi mendekati Pemilu 14 Febuari 2024 mendatang, maka hal ini akan menjadi tsunami politik bagi PDIP, terutama akan merontokkan basis pemilih loyal PDIP yang terafiliasi pada Jokowi.
“Ini akan bedampak pada migrasi pemilih terutama dari simpatisan PDIP yang mendukung Ganjar-Mahfud kepada Prabowo-Gibran. Ini ada di Wilayah Indonesia timur seperti NTT, Papua, Sumatera Utara, dan sejumlah titik di Pulau Jawa,” tutupnya. [ran]