(IslamToday ID) – Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan Pemilu 2024 merupakan pemilu yang menyebabkan demokrasi Indonesia mengalami banyak masalah.
“Pemilu ini paling banyak orang kebingungan, khawatir, marah, curiga, dan sebagainya. Kepada pemerintah pejabat khususnya karena merasa ingin memaksakan kehendak, sehingga demokrasi kita akan mengalami masalah,” kata JK dikutip dari YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu (20/1/2024).
“Bukan hanya demokrasi, kepercayaan masyarakat kepada pemimpinnya bisa hilang. Ini bahaya kalau negeri ini mejadi seperti itu,” sambungnya.
Agar kepercayaan masyarakat kembali, JK meminta pemerintah kembali berpedoman kepada cita-cita bangsa agar ke depannya pemimpin Indonesia tetap mendapat kepercayaan dari rakyat.
“Harus kita luruskan kembali cita-cita kebangsaan agar tetap pada suatu sistem yang bersih, demokratis, tidak ada tekanan, kekhawatiran, kemarahan, dan juga kecurigaan yang besar. Kita khawatir bukan hanya sekarang, nanti siapapun pemerintah yang terpilih dengan cara begitu (curang) akan tidak dipercaya oleh masyarakat,” pintanya.
JK juga mengatakan dengan banyaknya kecurangan dalam pemilu dan ketidakpercayaan terhadap pemimpin terbukti dengan banyak masyarakat yang mulai mewacanakan pemakzulan, meski menurutnya untuk sampai ke sana membutuhkan proses panjang.
“Formalnya sulit tapi persoalan keresahan masyarakat lebih besar. Ingat 1998 masyarakat merasa bahwa kita harus mengoreksi kepemimpinan dengan cara begitu (pemakzulan). Kita tidak mengharapkan cara seperti itu. Mudah-mudahan tidak terjadi, tapi itu koreksi untuk pimpinan agar kembali kepada jalur,” paparnya.
Lanjut JK, belum lagi maraknya isu akan mundurnya beberapa mentari dari kabinet Presiden Jokowi. Kehancuran negara hanya tinggal menunggu waktu.
“Suatu negara yang chaos itu kalau rakyatnya tidak percaya lagi pada pemerintahnya, pimpinannya, atau presidennya. Merasa tidak adil, tidak netral, akibatnya politik ekonominya juga akan bermasalah,” tuturnya.
Terlebih lagi, kata Jk, saat ini presiden sedang gencar-gencarnya melakukan upaya agar pemilu hanya berlangsung satu putaran dengan menggerakkan para pemimpin daerah dari tingkat atas hingga bawah untuk melakukan serangan fajar.
“Saya baru pulang dari Sulawesi. Melihat kenyataan itu, iya dari tingkat atas sampai ke bawah itu semua dapat perintah-perintah untuk berbuat sesuatu yang menurut saya tidaklah mudah pemaksaan itu. Memaksa masyarakat siapa yang lawan itu harus dipanggil oleh aparat di bawah. Kasihan aparatnya, kasihan juga rakyatnya,” ucapnya.
Dengan banyaknya ketidakpercayaan saat ini, maka JK meminta kepada semua eleman membuka mata dan telinga bahwa ada masalah besar dalam kepemimpinan bangsa Indonesia. [ran]