(IslamToday ID) – Pakar political branding Silih Agung Wasesa menilai pola debat yang dilakukan Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres yang pertama dengan yang kedua sama. Ini berbeda dengan dua kandidat cawapres lainnya, yakni Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Mahfud MD yang menurutnya lebih matang sehingga menjadi lebih berani.
“Kalau debat kekuatannya ada dua, konten dan konteks. Gibran sangat bagus di konteks (meski ada beberapa) kontennya (yang) sangat salah, tapi konteksnya bagus banget. Dia bisa menyerang dengan apapun yang dijawab dengan Prof Mahfud, polanya sama,” kata Silih dikutip dari YouTube CNNIndonesia, Selasa (23/1/2024).
“Cuma yang dia lupa adalah persiapan dari Prof Mahfud dan Cak Imin itu berubah. Mereka lebih siap. Pada debat pertama cawapres, Cak Imin begitu diserang panik, kalau sekarang begitu diserang oleh gimik dia bisa menyerang dengan gimik yang lebih savage lagi,” lanjutnya.
Demikian pula dengan Mahfud yang dinilainya jadi lebih berani. “Kemarin Prof Mahfud agak tidak berani karena bagaimanapun itu anaknya bosnya, jadi agak sungkan. Kalau kemarin Prof Mahfud sudah tidak sungkan lagi ketika yang dibahas adalah hal recehan, dia berani menolak,” terangnya.
Karena kesiapan dua kubu lawan yang lebih siap, Silih melihat Gibran menjadi lebih drop, sehingga masyarakat merasa Gibran tidak memiliki rasa hormat kepada yang lebih tua.
Silih juga mengatakan adanya rasa kepercayaan diri dari Gibran yang berlebihan karena pada debat pertama dia merasa unggul dibanding dua kubu lawan.
“Gibran over confidence (terlalu percaya diri). Dia merasa debat kemarin dia menang, sehingga dia melakukan cara yang sama. Padahal kunci debat itu pada setiap sesi harus menggunakan kunci yang berbeda. Ini tekniknya sama, konteksnya sama, bahkan cara ngenyek-nya (mengejek) juga sama,” tuturnya.
Yang menjadi pembeda antara debat sebelumnya dengan yang kedua, lanjutnya, hanya penggunaan gestur mengintai, selebihnya sama. “Untuk merendahkan dan menyerang juga sebenarnya sama. Sebetulnya ekspektasi orang (pada debat kedua) Gibran akan tampil lebih cemerlang. Tapi kan penampilannya sama, sementara lawan debatnya sudah mempersiapkan lebih kuat lagi. Itu yang kemudian menjadikannya tampak konyol melawan Pak Mahfud yang sudah kuat dengan balasan ‘ya sudah itu kan receh, gak usah dibalas’,” pungkasnya. [ran]