(IslamToday ID) – Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Trisno Raharjo mengatakan sebagai organisasi Islam, Muhammadiyah meyakini Presiden Jokowi tidak netral dalam Pemilu 2024 ini.
Hal ini dinyatakan usai Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah melakukan kajian terhadap ulasan, pandangan, dan sikap dalam masa kampanye saat ini.
“Kami mengambil suatu kesimpulan bahwa presiden patut dan perlu untuk menempatkan diri sebagai seorang negarawan, apalagi ini di periode Presiden Jokowi,” kata Trisno dikutip dari YouTube Metro TV, Rabu (31/1/2024).
“Disamping itu, salah satu kontestannya masih terhubung dengan keluarga presiden. Tentu hal seperti ini menjadikan Pak Jokowi perlu untuk mengambil langkah-langkah yang tegas untuk menunjukkan bahwa beliau adalah seorang negarawan dan di akhir jabatannya,” sambungnya.
Ketentuan presiden boleh ikut berkampanye, kata Trisno, apabila tidak menggunakan fasilitas negara dan juga sebagai incumbent.
“Saat ini Jokowi sedang tidak melanjutkan karena memang ditentukan oleh konstitusi hanya untuk dua periode. Inilah pandangan hukum dan HAM kami bahwa kearifan, kesantunan dalam berpolitik itu harus dilakukan oleh presiden dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Meski sebelumnya Jokowi telah mengungkapkan apabila ketentuan presiden boleh berkampanye diatur oleh undang-undang, namun Muhammadiyah menilai bahwa melihat undang-undang tidak bisa diartikan secara parsial tetapi harus menyeluruh.
“Dibalik pasal ada ketentuan-ketentuan dasar yang harus sangat dipahami oleh presiden. Presiden harus bisa menyikapi aturan yang ada. Aturan tidak bisa hanya dibaca sebagaimana yang ada dan tertera, tapi apa yang melatarbelakangi dan filosofi yang perlu dan dijaga,” tuturnya.
“Presiden Jokowi sebagai individu apabila akan menggunakan pasal-pasal dalam undang-undang pemilu tentu layak dan pantas mengajukan cuti dan tidak menggunakan simbol-simbol kenegaraan,” sambungnya.
Harapannya, dengan banyaknya masukan yang diberikan oleh berbagai pihak, Jokowi dapat mengambil langkah tepat dan menunjukkan diri sebagai negarawan yang baik. [ran]