(IslamToday ID) – Peneliti politik BRIN Prof Siti Zuhro menilai tidak salah apabila publik menganggap pertemuan yang dilakukan antara Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sarat akan muatan politik.
Terlebih pertemuan keduanya dilakukan tepat usai penyelenggaraan pemilu. Siti menyebut apa yang dilakukan Jokowi merupakan cawe-cawe jilid dua.
“Ini cawe-cawe setelah coblosan. Sempurna cawe-cawenya Pak Jokowi. Jadi tidak hanya memikirkan bagaimana nanti koalisi di rezimnya, juga tidak menutup kemungkinan Pak Jokowi mau tidak mau harus menghadapi ketidakpuasan dari masyarakat yang mengatakan pemilu ini penuh tantangan, penuh penyimpangan, dan sebagainya,” kata Siti dikutip dari YouTube tvOneNews, Rabu (21/2/2024).
Ketidakpuasan di masyarakat ini nantinya ditemukan tidak menutup kemungkinan akan diproses di ranah hukum, tetapi juga pada institusi politik, DPR, dan muncullah hak angket.
Sementara selama ini, lanjut Siti, masyarakat Indonesia tidak pernah disuguhi oleh koalisi yang mantab segera setelah KPU mengumumkan hasilnya. “Ini yang menjadikan masyarakat waswas dan pemilu ini beda,” katanya.
Selain cawe-cawe, Siti juga menilai apa yang dilakukan Jokowi dengan Surya Paloh merupakan bentuk godaan.
“Menggoda Koalisi Perubahan. Yang paling bisa digoda ini (Surya Paloh). Kalau 03 kelihatannya susah. Berani menggoda Bu Mega? Jadi yang digoda Surya Paloh,” terangnya.
Menyinggung apakah Surya Paloh nantinya akan tergoda dengan rayuan Jokowi, Siti mengatakan tidak ada yang absolut dalam politik.
“Gak ada yang absolut dalam politik. Kalau bisa dua kaki main, main dua kaki. Oleh karena itu kita sangsi apakah nanti akhirnya Nasdem ditarik koalisinya Pak Prabowo-Gibran atau tidak,” ucapnya.
Siti mengaku terkejut dengan apa yang dilakukan Jokowi, pasalnya apa yang dilakukannya saat ini bukan untuk koalisi pemerintahannya melainkan pemerintahan Prabowo apabila benar memenangkan pemilu.
“Baru kali ini presiden yang sangat concern dan cawe-cawe langsung terhadap semua tahapan pemilu kita,” ungkapnya.
Dengan kata lain, Siti menilai apa yang dilakukan Jokowi dengan bertemu Surya Paloh merupakan upaya untuk memecah 01 dan 03 yang dimungkinkan akan melakukan koalisi.
“Kalau mereka tidak mau ditarik ke sana (koalisi) saya lebih senang. Saya lebih senang kalau mereka (01 dan 03) menjadi oposisi, karena check and balance itu perlu dilakukan demi cabang-cabang kekuasaan itu mampu melakukan tugasnya secara efektif dan fungsional,” tuturnya. [ran]