(IslamToday ID) – Pemerhati pendidikan Retno Listyarti menolak apabila program makan siang gratis yang digagas Prabowo-Gibran menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Menurutnya, penggunaan dana BOS dalam program tersebut dapat mengurangi mutu pendidikan di Indonesia.
“Saya tidak setuju karena sebetulnya dana BOS itu sendiri juga masih kurang kalau kita bicara pembiayaan operasional sekolah. Jadi kalau misalnya itu dipergunakan maka tentu ini akan mengurangi biaya-biaya lain, termasuk pelayanan pendidikan yang berkualitas,” kata Retno dikutip dari YouTube METRO TV, Sabtu (2/3/2024).
“Maka kalau itu dimasukkan yang menjerit itu sekolah, guru. Jadi itu akan berdampak. Apalagi makannya setiap hari. Ini akan membuat layanan pendidikan itu turun kalau menggunakan dana BOS,” tuturnya.
Sebenarnya, kata Retno, yang benar anggaran pendidikan BOS ini ditambah. Jadi tidak menggunakan dana BOS untuk program makan siang gratis.
“Bukan kemudian dananya tetap tapi (tambah dibebani) dana makan siang setiap hari. Kita hitung saja berapa kali. Kita hitung saja misalnya anak PAUD dana BOS-nya sekitar Rp 700 juta setahun, makan siang berapa kali apabila dikali Rp 15.000, habis total itu anggaran BOS-nya,” paparnya.
Retno juga mengaku terkejut mengapa program ini sudah mulai dibahas, sementara presiden yang baru belum ditetapkan. Bahkan sudah dibahas dan dilakukan simulasi makan siang.
“Kami makin merasa kalau ini memang arahnya anggaran pendidikan ini akan tersedot. Ini kita sayangkan karena biaya pendidikan kita ini termasuk yang termahal. Seharusnya UUD yang harusnya 12 tahun pendidikan itu. Tidak 9 tahun lagi, seharusnya anggarannya tambah. Dengan makan siang justru mengurangi. Menurut saya ini kebijakan yang tidak tepat,” terangnya.
Retno lantas membantah apabila penolakan ini dikaitkan dengan masalah politis. Menurutnya, apa yang disuarakannya murni untuk kepentingan perbaikan pendidikan di Indonesia.
Bahkan, ia mengatakan seharusnya daripada memberikan makan siang gratis, yang lebih dibutuhkan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menambah fasilitas.
“Bagi kami yang seharusnya menambah pendidikan itu bukan untuk makan, tapi bagaimana menambah kualitas karena memang kebutuhan pendidikan saat ini banyak sekali. Dan harusnya itu yang ditingkatkan. Tapi kalau memang mau makan siang, jangan menggerus (dana) yang sudah ada. Kalau memang betul ada tambahan (biaya pendidikan) berarti jumlah biaya pendidikan kita dari APBN nanti akan meningkat,” tuturnya. [ran]