(IslamToday ID) – Pengamat politik Ray Rangkuti menyebut penggelembungan suara calon anggota legislatif (caleg) akan menghasilkan legislatif siluman. Ini terkait dari banyaknya suara caleg dari beberapa partai politik yang tiba-tiba menghilang dan beberapa partai lainnya yang secara mengejutkan mengalami kenaikan jumlah suara yang cukup signifikan.
“Pertama akan muncul anggota legislatif siluman yang mendapatkan suara dengan cara nyolong. Jadi di DPR itu ada anggota DPR dari suara yang dia colong, kira-kita begitu. Kedua, tingkat kepercayaan publik drastis akan menurun. Sehingga apapun yang dilakukan KPU di mata masyarakat itu seperti tidak dapat dipercaya,” kata Ray dikutip dari YouTube CNN Indonesia, Selasa (5/3/2024).
Untuk mengatasi persoalan anggota legislatif siluman ini, menurut Ray, dapat dilakukan tiga cara. Pertama, yang berkaitan dengan hukum dapat diselesaikan melalui Bawaslu yang menangani pelanggaran dan ke Mahkamah Konstitusi (MK) apabila berkaitan dengan perselisihan suara.
“Tapi kalau dia bersifat politik, ya hak angket. Sekarang apabila Bawaslu kurang mumpuni menjawab pertanyaan-pertanyaan dari publik, kurang bergerak dan sibuk nyari pasal tapi bukan untuk menindaklanjuti kasus, sebaliknya untuk mengatakan kasus gak ada,” jelasnya.
Ray kemudian secara gamblang mengatakan bahwa partai yang mengalami kenaikan suara adalah PSI. Menurutnya, kenaikan suara terhadap partai yang mengklaim mewakili anak muda tersebut tidak logis.
“Karena dalam kondisi sudah 65 sekian persen suara TPS dihitung kenaikan yang melonjak itu rasanya sulit didapatkan dalam sejarahnya, kecuali kenaikan yang landai. Sementara untuk ukuran PSI mendapat 1 persen itu kan sangat tinggi,” paparnya.
Ray lantas mempertanyakan apakah hasil lonjakan suara PSI didapat dari cara yang halal atau haram. Kalau halal juga harus dapat dibuktikan, sementara kalau haram berarti dari hasil kecurangan.
“Kalau dilihat dari contoh-contoh itu (daerah yang dimenangkan PSI) bukan basisnya Pak Jokowi (Cilegon dan Kalimantan Timur) kalau kita lihat gak masuk akal kita juga. Di situlah menurut saya, persoalan kita membuktikan lonjakan yang dianggap tidak logis itu didapatkan dengan cara yang halal atau haram,” tutur Ray. [ran]