(IslamToday ID) – Pakar komunikasi politik Effendi Gazali mengatakan hak angket sulit untuk digulirkan karena hingga kini belum diketahui siapa yang akan menjadi pemimpinnya. Tidak dipungkiri pula bahwa ada peluang nantinya di mana hak angket ini tidak akan berhasil.
“Sampai sekarang kita tidak tahu siapa yang akan menjadi setir dari hak angket ini. Apakah yang menyetir betul-betul Ibu Megawati atau Surya Paloh, kan belum jelas. Lalu siapa yang naik ke atasnya (partai yang mendukung),” kata Effendi dikutip dari YouTube Official iNews, Rabu (6/3/2024).
Selain belum adanya pihak yang memimpin hak angket, Effendi juga ragu bahwa partai yang mengusung hak angket akan solid. Sehingga ia tidak 100 persen percaya bahwa ini akan berhasil.
“Agak sulit karena belum tentu solid, karena adanya ancaman (dari penguasa), belum tentu solusinya tercapai dengan itu (hak angket). Tapi kita sepakat bahwa (hak angket) itu hak DPR,” tuturnya.
Effendi juga mengatakan ketidaksolidan para partai pengusung diakibatkan oleh bubarnya koalisi, seperti salah satu partai memutuskan masuk kubu pemerintahan.
Namun, apabila dalam perjalanannya hak angket ini berlanjut tentu tidak akan mudah. Pasalnya tentu pihak penguasa tidak akan dengan mudah memberikan akses untuk membongkar dugaan kecurangan apabila itu memang benar terjadi.
Dan apabila benar akan bergulir nantinya hak angket tidak hanya untuk pelaksana pemilu, tapi juga bisa menyasar DPR. “Mengatur supaya pelanggaran itu tidak disebut kecurangan itu adalah kecurangan yang strategis dan sistematis,” ujarnya.
Permasalahan lain yang dihadapi pemilu kali ini adalah persoalan Sirekap. Effendi menuding aplikasi bantu milik KPU ini juga menjadi penyumbang munculnya isu hak angket. Seperti tiba-tiba suara partai naik dan ada yang turun.
“Ini pasti salah, penyimpangan, atau kecurangan. Nah untuk mengetahuinya kita angket. Itu gunanya angket,” ujarnya.
Untuk meminimalisir terjadinya kecurangan dalam perhitungan suara, menurutnya, setiap partai harus memiliki mesin hitung sendiri. [ran]