(IslamToday ID) – Mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno menilai kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2024 harus dihentikan. Menurutnya, kecurangan yang terjadi sudah dirancang dan direncanakan.
“Kita mantan reserse, jadi menganalisa hal-hal seperti itu lebih mudah. (Waktu mengetahui ada kecurangan dalam pemilu) Kita tidak panik, mungkin beberapa yang panik karena pada saat kampanye 01 tapi setelah pemungutan suara tanggal 14 kok jauh. Ada apa? Dari situ sudah kelihatan ada bahwa ini ada sesuatu yang tidak beres,” kata Oegroseno dikutip dari YouTube Abraham Samad Speak Up, Senin (11/3/2024).
Dirinya mengaku terkejut mengapa ketika banyak kecurangan terjadi seolah semua diam, meski ada beberapa yang akhirnya bersuara. Sebagai lembaga penyelenggara pemilu, KPU seharusnya bisa diberhentikan lantaran membiarkan kecurangan.
“Lembaga KPU itu bukan lembaga yang punya kekebalan. Dia bukan diplomat. Menurut saya KPU semacam event organizer (EO), penyelenggara jadi tidak perlu ada kekebalan lagi. Komisioner KPU bukan pejabat negara, dia pelayan. Staf KPU yang sudah bekerja setiap tahun itu pasti sudah ada peningkatan-peningkatan yang bagus. Jadi jangan pakai kebijakan-kebijakan baru lagi,” ungkap Oegroseno.
Ia menyebut kecurangan-kecurangan yang terjadi terlalu kasatmata dan sudah dapat dijadikan alat bukti, terutama menyangkut aplikasi Sirekap yang banyak menampilkan kebohongan.
Terlebih sistem penghitungan suara kali ini, menurutnya, lebih tertutup sehingga berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana masyarakat bisa ikut menyaksikan dan mengawal. Mau tidak mau anggapan ada kecurangan pasti mencuat.
“Sekarang sulit mau nyari di KPU dijaga ketat, mau masuk susah. Hanya melalui layar media masing-masing. (Ada desain kecurangan) Kalau lihat pertama kali awal angka muncul itu sudah (terlihat). Pemungutan suara dari pagi sampai jam 12.00. Jam 13.00 sudah ada hasil (perhitungan suara quick count). Kapan ngitungnya,” paparnya.
Yang menimbulkan preseden buruk apabila angka yang ditampilkan quick count ternyata sama dengan yang ditampilkan KPU.
“Analisa kriminal kita pasti sudah berjalan. Di samping sudah didesain juga sudah diuji coba. Sudah ada simulasi berkali-kali. Disiapkan, direncanakan, kalau tidak direncanakan itu kelalaian, tapi kalau angkanya seperti itu bisa lari-lari ke mana-mana itu direncanakan,” tuturnya.
Ia lantas meminta KPK untuk terlebih dulu diselidiki terkait kasus dugaan adanya kecurangan dalam perolehan suara dalam pemilu.
“KPK di sini berperan, ini sudah jelas kasatmata kenapa nyari-nyari yang seperti Harun Masiku yang masih jauh. Cukup ini saja di depan mata, masa tidak bisa ditangani KPK,” pungkas Oegroseno. [ran]