(IslamToday ID) – Aktivis senior Syahganda Nainggolan menilai hak angket tetap harus dijalankan meski banyak penjegalan. Menurutnya, hak angket tidak hanya dibutuhkan masyarakat untuk meminta kejelasan, tetapi juga menjadi kepentingan oleh semua partai politik (parpol) termasuk Partai Gerindra.
“Saya pikir kepentingan Prabowo dengan hak angket ini adalah untuk membersihkan diri. Kalau dia menang dia tidak boleh merasa menang karena perampokan hasil suara rakyat. Kan malu misalkan Prabowo seorang presiden ke depan yang bapaknya adalah pendiri partai besar, kakeknya adalah pendiri koperasi di Indonesia tiba-tiba Prabowo menang menjadi presiden hasil merampok suara rakyat,” kata Syahganda dikutip dari YouTube Medcom Id, Senin (11/3/2024).
“Tentu Gerindra dalam hal ini perlu menyelamatkan angket juga karena dengan hak angket ini Gerindra dan Prabowo bisa membersihkan diri. Dalam teori kepentingan mayoritas, partai-partai itu pasti punya kepentingan untuk meloloskan hak angket,” jelasnya.
Mengenai perkembangan, hak angket saat ini telah sampai ke tangan cawapres 03 yang juga mantan Menko Polhukam Mahfud MD.
“Sore ini saya melihat Prof Mahfud sudah membaca naskah hak angket, 75 halaman risalah untuk hak angket itu. Saya pikir ini Bu Mega dan PPP serta partai pendukungnya pasti sudah mengadakan operasi senyap,” tuturnya.
Dengan berjalannya proses pengguliran hak angket, menurutnya, tidak perlu ada lagi kerisauan oleh masyarakat mengenai partai yang akan melepaskan diri.
“Kubu 01 juga merupakan orang-orang yang komit dengan hak angket, jadi semua partai yang dicurigai, dirisaukan oleh rakyat tidak benar. Mereka akan (tetap) menuju pada hak angket,” jelasnya.
Sementara, untuk waktu pengajuannya, Syahganda yang juga pendukung 01 ini melihat bahwa hak angket akan mulai dijalankan setelah ada pengumuman hasil suara secara resmi oleh KPU.
“(Akan didaftarkan) Saya melihat waktu tanggal 20 (Maret) atau sebelum itu ketika teman-teman di legislatif karena pemilu ini ada dua, pilpres dan pileg. Pileg ini juga penting, takut kalau suaranya diotak-atik kalau terlalu cepat melakukan gerakan-gerakan di DPR,” tutupnya. [ran]