(IslamToday ID) – Kepala Pusat Riset Politik BRIN Athiqah Nur Alami memprediksi strategi yang bakal diterapkan Prabowo Subianto dalam menjalankan pemerintahan ke depan kemungkinan menggunakan strategi yang sama seperti Presiden Jokowi, yakni meniadakan oposisi yang nyata dan kuat.
“Koalisi pemerintahan yang begitu gemuk dan ketiadaan atau lemahnya oposisi, maka proses check and balances yang proper tidak akan terjadi,” kata Athiqah dalam diskusi bertajuk ‘Quo Vadis Demokrasi Indonesia Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi’ dikutip dari Republika, Senin (29/4/2024).
Pernyataan Athiqah itu bukan tanpa alasan melihat Prabowo yang sangat aktif dan gencar membangun koalisi, tidak hanya dengan partai yang mendukungnya, melainkan juga partai pendukung pasangan calon lain seperti Nasdem dan PKB. Bahkan, Nasdem dan PKB sudah menyatakan sikap mendukung pemerintahan Prabowo.
Menurut Athiqah, koalisi pemerintahan yang gemuk berisiko menurunkan kualitas demokrasi. Kondisi itu mengancam kelangsungan dan masa depan demokrasi di Indonesia.
Pada 22 April 2024 Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan perihal sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024. MK menolak sengketa Pilpres 2024 yang diajukan pasangan calon nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan pasangan calon nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Dengan adanya putusan MK tersebut, kemudian KPU menetapkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming menjadi pemenang dan ditetapkan menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2024-2029.
Peneliti Pusat Riset BRIN Lili Romli menambahkan jika nanti oposisi lemah selama zaman pemerintahan Prabowo, maka DPR akan mandul. Berbagai kebijakan yang dibuat berpotensi selalu merugikan kepentingan rakyat dan membela kepentingan oligarki.
“Lima tahun pemerintahan Jokowi sudah membuktikan, ketika tidak ada oposisi yang signifikan. Kalau yang terjadi nanti pasca pelantikan 20 Oktober, partai politik mayoritas bergabung, saya memiliki keyakinan DPR akan mandul,” ucap Lili.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa harapan tinggal pada PDIP dan PKS untuk tetap berdiri sebagai partai oposisi yang tidak tergoda. [wip]