(IslamToday ID) – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai peluang Wakil Presiden (Wapres) terpilih, Gibran Rakabuming Raka masuk ke Partai Golkar lebih terbuka dibanding partai lainnya. Menurutnya, Golkar lebih berpeluang dipilih karena ada dua alasan.
Pertama, pertimbangan soal kenyamanan. Kedua, posisi yang bakal ditempati di partai tersebut. Menurut Ujang, sebagai Wapres RI terpilih, Gibran punya kans menduduki jabatan penting di Golkar.
“Posisinya katakanlah sebagai calon wakil presiden (cawapres) terpilih atau wapres yang akan dilantik, itu musti punya posisi yang pas, yang cocok, yang terhormat gitu di partai,” kata Ujang dikutip dari Kompas, Rabu (8/5/2024).
Terkait posisi, Gibran disebut lebih pas menempati jabatan anggota dewan pembina atau anggota dewan penasihat, bahkan mungkin anggota dewan pakar di Partai Golkar.
“Jadi masuknya itu harus nyaman. Ada kenyamanan, lalu di saat yang sama punya posisi yang pas yang terhormat gitu, karena posisinya sebagai wapres yang akan dilantik,” kata Ujang.
Namun, ia menegaskan Gibran tidak bisa menduduki posisi ketua umum Golkar karena tidak memenuhi syarat sesuai aturan partai. Di antaranya, sudah lima tahun menjadi pengurus dan lima tahun aktif dalam partai.
Ditambah lagi, menurut Ujang, ada istilah PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela) jika ingin menjadi ketua umum di partai berlambang pohon beringin tersebut.
Lebih lanjut, Ujang berpendapat bahwa Gibran akan menerima resistensi dari kader dan senior di Golkar apabila tiba-tiba menduduki kursi ketua umum. Mengingat, putra Presiden Jokowi itu bukan kader binaan karena sebelumnya berpolitik bersama PDIP.
“Kalau (jadi) ketua umum enggak bisa, tidak memenuhi syarat. Ini akan mendapatkan perlawanan dari senior-senior dan kader-kader Golkar di seluruh Indonesia, karena tidak memenuhi syarat. Golkar partai besar, partai yang sudah establish, tidak bisa diacak-acak, digoyang-goyang, diobok-obok Gibran yang tidak memenuhi syarat,” ujar Ujang.
Oleh karena itu, Ujang kembali berpandangan bahwa Gibran hanya akan menduduki posisi antara anggota dewan pembina, anggota dewan penasihat, dan anggota dewan pakar di Golkar.
Sebelumnya, Gibran mengaku telah menyiapkan road map atau peta jalan politik ke depan. Hal itu menanggapi terkait posisinya kini yang sudah tidak diakui oleh PDIP dan belum bergabung dengan partai politik lain.
“Ya kita sudah menyiapkan road map ke depan. Arahnya ke mana, ikut perahunya siapa, sudah kita siapkan,” kata Gibran pada 2 Mei 2024.
Namun, Gibran menepis saat disinggung soal Golkar yang telah mengklaim dirinya sudah bergabung sebagai kader. “Loh, kalau kami, saya pribadi, baik dengan semua partai. Bahkan, dengan teman-teman PDI Perjuangan,” ujarnya. [wip]